REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida mengatakan, laboratorium terus menganalisis material yang ada di Gunung Merapi. Utamanya, demi mengetahui apakah materialnya merupakan komponen magmatik.
"Tapi komponen utamanya adalah silika, ada Na, kemudian ada Ca, ini merupakan komponen kelas satu," kata Hanik, Jumat (25/5).
Untuk kegempaan, ia menerangkan, pantauan sepanjang Jumat tidak ada perubahan yang signifikan dari sebelumnya. Selain itu, hembusan-hembusan atau letusan-letusan tidak pula terjadi.
(Baca: Material di Dalam Gunung Merapi Sudah Berganti)
Ia menegaskan, kondisi terakhir masih terbilang landai dan belum ada indikasi proses deformasi di Gunung Merapi. Dari hasil analisis abu, BPPTKG turut mencatat isian material yang ada.
Hanik menerangkan, material hidrothermal atau yang biasanya disebut material teratraksi, adalah altered lithics. Pada 11 Mei, materialnya masih 41,61 persen, dan pada 21 Mei tinggal 3,7 persen.
"Yang menjadi indikasi kuat itu free crystal, jadi crystal yang ada di dalam sudah menunjukkan dari 32 menjadi 94,7, artinya jampir 95 persen," ujar Hanik.
Untuk komposisinya, BPPTKG juga tengah menganalisis komposisi-komposisi terakhir di Gunung Merapi. Itu termasuk material yang sudah disebut sebagai magma, dan merupakan gas yang sudah terlontarkan.