REPUBLIKA.CO.ID, AGAM - Bagi Dayismar (73 tahun), air bersih merupakan 'barang mahal' yang harus ditebus dengan keringat dan uang. Begitu pula dengan ratusan warga lain di Jorong Titih, Nagari Padang Tarok, Kecamatan Baso, Agam, Sumatra Barat. Selama puluhan tahun, warga harus rela berjalan berkilo-kilo meter untuk mengambil persediaan air bersih di mata air.
Sebetulnya tahun 2006 lalu pemeirntah sempat memberikan bantuan pengadaan air bersih melalui program nasional Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pansimas). Sayang, lambat laun kualitas airnya menurun, bahkan keruh bila hujan deras melanda. Akses air bersih juga belum bisa menyentuh ke rumah-rumah warga. Pipa-pipa air belum terpasang dari sumber mata air. Warga Jorong Titih pun terbiasa menampung air hujan sebagai cadangan persediaan air bila kemarau datang.
"Air dari atas (persediaan Pansimas) untuk mandi saja. Kalau cuci-cuci pakai air hujan. Kalau masak pakai air yang kami beli dari truk air," ujar Dayismar ditemui di rumahnya, Kamis (24/5).
Warga Jorong Titih, Nagari Padanag Tarok, Agam, Sumbar kini memiliki akses air bersih. Selama puluhan tahun, warga harus rela berjalan berkilo-kilo meter demi memperoleh air bersih. (Sapto Andika / Republika)
Namun kepayahan warga dalam mengakses air bersih akhirnya dijawab pemerintah. Sejak 2018, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Badan Geologi membangun satu unit sumur bor yang mampu 'menyedot' air tanah secara optimal. Tak hanya itu, melalui alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 3,9 miliar untuk Sumatra Barat, warga Jorong Titih juga bisa menikmati air bersih langsung di rumahnya melalui pembangunan pipa-pipa air.
"Sekarang kami senang pakai sumur bor sudah masuk ke rumah airnya. Ngga perlu ke sana. Air hujan masih kami tampung tapi untuk yang lain," kata Dayismar.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya memperluas aksesibilitas warga terhadap air bersih. Di Kabupaten Agam sendiri, baru 77,07 persen penduduk dari total 478 ribu jiwa yang sudah memiliki akses penuh terhadap air bersih. Sejumlah cara sudah dilakukan untuk menambah jumlah masyarakat yang tersentuh akses air, termasuk dengan membangun sambungan PDAM, sumur gali, mata air terlindung, dan sumur bor.
Khusus di Jorong Titih, Nagari Padang Tarok, pembangunan sumur bor mampu menyentuh 920 jiwa atau 110 kepala keluarga (KK).
"Peresmian ini juga dimaksudkan sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pemerintah pusat dan DPR berupaya menjangkau masyarakat di daerah sulit air yang lebih banyak," kata Arcandra.