REPUBLIKA.CO.ID, AGAM - Pemerintah Kabupaten Agam mengajukan pembangunan 8 unit sumur bor air dalam kepada pemerintah pusat. Hal ini dilakukan karena masih banyak warga Agam yang belum terakses penuh terhadap air bersih.
Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria mengungkapkan, baru 77,07 persen atau 369 ribu jiwa dari total 478 ribu penduduk Agam yang sudah memiliki akses penuh terhadap air bersih. Sejumlah cara sudah dilakukan untuk menambah jumlah masyarakat yang tersentuh akses air, termasuk dengan membangun sambungan PDAM, sumur gali, mata air terlindung, dan sumur bor. Dari sekian cara itu, sumur bor dianggap paling solutif dalam menyediakan air bersih bagi warga.
"Pemkab Agam juga ajukan pembangunan 8 unit sumur bor. Semoga permohonan yang 8 ini bisa dipenuhi," kata Trinda mendampingi Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar meresmikan sumur bor di Nagari Padang Tarok, Kamis (24/5).
Arcandra menjelaskan, pembangunan sumur bor merupakan salah satu cara pemerintah hadir di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) atau dalam hal ini daerah yang kesulitan mengakses air bersih. Sepanjang 2005 hingga 2017, Badan Geologi ESDM telah membangun 1.782 sumur bor di daerah sulit dengan 61 sumur di antaranya ada di Sumbar. Ribuan sumur bor tersebut mampu memproduksi air hingga 100 juta meter kubik pertahun untuk 5 juta jiwa.
"Tahun lalu kami programkan bangun sebanyak 250 unit, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada akhir tahun dari jumlah tersebut terealisasi sebanyak 237 unit sumur bor. Di wilayah Provinsi Sumatera Barat, berhasil dibangun sebanyak 9 unit," jelas Arcandra.
Kesembilan unit sumur bor di Sumbar tersebut tersebar di Kabupaten Agam sebanyak 3 unit, Bukittinggi 1 unit, Kabupaten Padang Pariaman 1 unit, Kabupaten Pasaman, sebanyak 1 unit, Kabupaten Pasaman Barat sebanyak 1 unit, Kota Sawah Lunto 1 unit, dan Kabupaten Sijunjung 1 unit.