REPUBLIKA.CO.ID, AGAM - Pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membangun sembilan unit sumur bor di tujuh kabupaten/kota di Sumatra Barat selama tiga tahun terakhir. Pembangunan sumur tersebut dilakukan di titik-titik sulit air bersih, khususnya di daerah tertinggal dengan akses transportasi yang sulit. Hasilnya, air bersih dengan volume 532 ribu meter kubik pertahun bisa diproduksi untuk mengaliri 42 ribu jiwa penduduk.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar menjelaskan, pembangunan sumur bor merupakan salah satu cara pemerintah hadir di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) atau dalam hal ini daerah yang kesulitan mengakses air bersih. Sepanjang 2005 hingga 2017, Badan Geologi ESDM telah membangun 1.782 sumur bor di daerah sulit dengan 61 sumur di antaranya ada di Sumbar. Ribuan sumur bor tersebut mampu memproduksi air hingga 100 juta meter kubik pertahun untuk lima juta jiwa.
"Tahun lalu kami programkan bangun sebanyak 250 unit, tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada akhir tahun dari jumlah tersebut terealisasi sebanyak 237 unit sumur bor. Di wilayah Provinsi Sumatera Barat, berhasil dibangun sebanyak sembilan unit," jelas Arcandra usai meresmikan sumur bor di Jorong Titih, Nagari Padang Tarok, Agam, Sumbar, Kamis (24/5).
Kesembilan unit sumur bor di Sumbar tersebut tersebar di Kabupaten Agam sebanyak tiga unit, Bukittinggi satu unit, Kabupaten Padang Pariaman satu unit, Kabupaten Pasaman, sebanyak satu unit, Kabupaten Pasaman Barat sebanyak satu unit, Kota Sawah Lunto satu unit, dan Kabupaten Sijunjung satu unit.