Kamis 24 May 2018 05:00 WIB

SBY: Saya tak Latah Berkata Serangan Teroris Pengalihan Isu

SBY mengatakan serangan teroris yang terjadi di masa pemerintahannya adalah nyata

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bayu Hermawan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Tour de Jatim Partai Demokrat, di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (5/4).
Foto: dok.istimewa
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Tour de Jatim Partai Demokrat, di Sragen, Jawa Tengah, Kamis (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyindir para pengkritik dirinya ketika memerintah selama 10 tahun sejal 2004 sampai 2014 lalu. SBY menyebut di eranya ketika ada kejadian aksi teror atau penyergapan pelaku teror selalu dianggap sebagai bagian upaya pengalihan isu.

"Serangan teroris beberapa saat lalu nyata. Saya tak latah berkata "ini pengalihan isu", seperti tuduhan sejumlah politisi kepada saya dulu yang "ASBUN", tulis SBY melalui cuitan berseri di akun twitter pribadinya, Rabu (23/5).

Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menegaskan dirinya tak mau melampiaskan kekesalan masa lalu dengan membalas balik para pengkritiknya dulu. SBY mengatakan di saat tak lagi berada di pemerintahan, dirinya memberikan dukungan kepada pemerintah dan juga oposisi di DPR agar sama-sama segera memecahkan persoalan demi kemudahan pemberantasan terorisme di Indonesia.

"Definisi terorisme yang ditawarkan pemerintah baik. Tajam, fokus dan relevan. Jangan seperti rumusan "subversi" yang melebar ke mana-mana," tulis SBY.

Informasi terbaru hari iniPanitia Khusus Revisi Undang-Undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme atau RUU Terorisme telah menyepakati adanya dua rumusan alternatif definisi terorisme. Meski demikian, munculnya dua rumusan alternatif definisi terorisme tetap masih belum bisa menyatukan suara fraksi terkait definisi tersebut. Bahkan, fraksi-fraksi koalisi pendukung pemerintah pun turut terpecah menafsirkan definisi terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement