Rabu 23 May 2018 17:53 WIB

Buka Puasa Golkar, Jokowi Berjaket Kuning Asian Games

Jokowi berbicara mengenai revolusi industri yang mengalami perubahan sangat cepat.

Rep: Debbie Sutrisno / Red: Ratna Puspita
Presiden Jokowi bersama Menteri Perindustrian di Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar, Rabu (23/5).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi bersama Menteri Perindustrian di Kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar, Rabu (23/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri undangan buka puasa bersama di kantor Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golkar, Rabu (23/5). Jokowi terlihat mengenakan jaket berwarna kuning dengan lambang Asian Games di bagian belakang. 

Jokowi tiba di kantor DPD Golkar sekitar pukul 16.45 WIB. Dia didampingi Menteri Sosial Idrus Marham, Menteri Perindustrian sekaligus Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. 

Setelah tiba di tempat, Jokowi kemudian menandatangani prasasti Ruang Joko Widodo secara langsung. Setelah penandatangan prasasti, Jokowi pun naik ke lantai atas gedung DPD untuk berbincang-bincang dengan sejumlah perwakilan partai dan anak-anak muda yang bergerak dalam industri kreatif.

Mengusung tema "Masa Depan dan Konsep Indonesia 4.0", Jokowi mengatakan, revolusi industri akan mengalami perubahan yang sangat cepat. Jokowi bercerita kunjungannya ke Silicon Valley, Amerika Serikat, dua tahun lalu.

Kala itu, Jokowi masuk ke berbagai markas perusahaan industri kreatif, terlihat dunia sangat berubah dengan cepatnya. Perubahan ini pun terjadi di Indonesia. 

Banyak perusahaan dari Indonesia pun mulai menerapkan perkembangan industri, seperti penggunaan e-money dan e-cash. "Hal-hal seperti ini yang memang harus kita sesuaikan,” kata dia, Rabu. 

Dia mengatakan, platform lokal di Indonesia harus segera mengambil pangsa pasar domestik. “Anak muda ini harus membuat platform-platform baru untuk mengikuti perkembangan," ujarnya.

Dia mengatakan, perkembangan makin cepat ini sering kali membuat pemerintah kesulitan beradaptasi. “Pemerintah bukan hanya Indonesia sering tergagap-gagap menghadapinya,” kata dia. 

Untuk itu, dia mengatakan, semua pihak harus bersatu untuk mengikuti perkembangan ini. “Jangan sampai kita meributkan hal-hal yang seharusnya tidak kita ributkan,” kata dia.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement