Senin 21 May 2018 20:44 WIB

Amien Rais Ingatkan Kembali Pentingnya UUD 1945

Amien menilai masih ada cita-cita reformasi yang belum tercapai.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Politikus senior, Amien Rais
Foto: RepublikaTV/Havid Al Vizki
Politikus senior, Amien Rais

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Parlemen menggelar Refleksi 20 Tahun Reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5). Hadir pula dalam acara tersebut tokoh reformasi 1998 Amien Rais. Dalam kesempatan tersebut Amien Rais mengingatkan kembali pentingnya Undang - Undang Dasar (UUD) 1945 Setelah Amandemen.

"Saya menganggap ajakan kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen itu seperti buruk muka cermin dibelah," kata Amien di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (21/5).

Menurutnya, yang salah bukan UUD melainkan konstitusinya yang dinilai tidak becus melaksanakan UUD. Ia pun menjelaskan salah satu contoh yang akan terjadi jika sekelompok bangsa meminta untuk kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen.

"Pertama,DPD tidak diperlukan lagi, kedua,otonomi daerah tidak perlu lagi karena kekuasaan mutlak ditangan pemerintah pusat," ungkap pendiri PAN tersebut.

Selain itu Amien menjelaskan, pasal mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) yang terdiri dari 10 pasal 24 ayat tersebut juga otomatis hilang. Tidak hanya itu jika kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen, presiden dapat dipilih berulang kali tanpa batas.

"Jadi Pak Harto dipilih tujuh kali, tapi yang ketujuh tidak selesai kemudian didemo oleh mahasiswa," jelasnya.

Kemudian, Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial juga tidak akan ada lagi, dan Dewan Pertimbangan Agung hidup kembali. Amien juga menjelaskan banyak yang telah dipetik bangsa ini dari reformasi yang telah ia perjuangkan bersama dengan tokoh reformasi lainnya dan para mahasiswa.

"Yang sudah kita petik tentu otonomi, kebebasan berkekspresi, apapun yang kita katakan dijamin oleh undang-undang, kemudian juga tentu dwi fungsi ABRI," jelas Amien.

Namun disamping itu Amien menganggap masih ada yang belum dicapai 20 tahun pascareformasi, terutama di bidangpenegakan hukum, dan kesejahteraan ekonomi yang ia nilai makin jauh panggang dari api.

Dalam acara tersebut, hadir pula tokoh reformasi 1998 seperti, Albert Hasibuan, Fahri Hamzah. Selain itu hadir juga Ketua MPR Zulkifli Hasan, wakil ketua DPR Fadli Zon, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, sastrawan Taufik Ismail, tokoh ulama 212 ustaz Alkhaththath dan beberapa tokoh lainnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement