Senin 21 May 2018 18:35 WIB

Pemprov DIY Antisipasi Kenaikan Arus Kendaraan Lebaran

Harus ada jalur alternatif dengan rambu lalu lintas yang jelas.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Foto: Neni Ridarineni.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Daerah Istimewa Yogyakarta bakal menjadi  tujuan pemudik maupun wisatawan pada masa libur Idul Fitri 2018 mendatang. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, Yogyakarta diperkirakan akan kedatangan ribuan kendaraan dari luar daerah.

Terkait hal tersebut, jajaran Pemerintah Provinsi DIY sejak jauh hari sudah menyiapkan langkah antisipasi terutama dalam manajemen lalu lintas. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) DIY membahas kenaikan arus kendaraan yang melintas di DIY. Diperkirakan kenaikannya mencapai 5-10 persen.

"Untuk itu harus ada jalur alternatif dengan rambu lalu lintas (lalin) yang jelas, agar tidak crowded," kata Sultan HB X, pada wartawan usai Rakor Forkompinda di Kepatihan Yogyakarta, Senin (21/5).

Menurut Sultan, harus ada pilihan-pilihan untuk arus masuk ke Yogyakarta. Saya imbau pada internal (red. Dinas Perhubungan DIY dan Direktorat Lalu Lintas Polda DIY), agar untuk jalur alternatif harus diidentifikasi dari awal dan ada rambu-rambu lalu lintas, karena orang luar DIY belum tentu tahu jalur alternatif," katanya.

Sultan juga menyarankan jalan-jalan yang sedang diperbaiki dan belum jadi, apabila masih bisa dilewati jangan ditutup. Karena waktu sudah mepet. Ia mengungkapkan dua tahun yang lalu, kota Yogyakarta crowded sekali, karena yang masuk dari luar ke Kota Yogyakarta dipercepat.

Kemudian setahun yang lalu diarahkan manajemen lalu lintas yang diperlambat justru yang masuk dari luar ke kota Yogyakarta, tetapi yang di pinggiran seperti Prambanan, Sleman, Kulonprogo yang crowded, sedangkan di kota tidak macet.

"Untuk tahun ini, bisa tidak manajemen lalu lintas yang tahun lalu tetap dilaksanakan, tetapi kendaraan yang mau masuk diidentifikasi dan ada pilihan memecah arus," ujarnya.

Sehingga nantinya kendaraan dari Magelang, misalnya bila akan ke Solo, diarahkan ke jalan alternatif, yakni langsung ke Tempel, Turi, dan Prambanan. Ini supaya kendaraan yang hendak masuk ke kota tidak crowded. "Tentu saja harus ada pemberitahuan berupa rambu-rambu yang jelas," kata Sultan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement