REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan kondisi pariwisata di provinsi itu tetap berjalan normal. Meski sejumlah negara mengeluarkan travel advice terkait peristiwa ledakan di Surabaya, kondisinya belum terpengaruh.
"Masih tetap stabil, belum ada pengaruh dan tidak ada penurunan. Jangankan travel advice, mereka keluarkan travel warning saja mereka masih tetap datang," katanya di Mataram, Senin (21/5).
Ia menjelaskan, meski jumlah negara yang mengeluarkan travel advice bertambah, pihaknya berharap hal itu tidak terlalu lama. Sebab, menurut Faozal, pemerintah sendiri sudah melakukan upaya pemulihan dari dampak bom Surabaya. "Dari laporan yang kita terima sampai sekarang belum ada pembatalan booking terkait keluarnya travel advice yang dilakukan sejumlah negara," ujarnya.
Menurut Faozal, yang paling merasakan terkena dampak travel advice adalah hotel-hotel yang berada di resor, seperti di kawasan Senggigi, tiga gili, yakni Trawangan, Air dan Meno. Sementara, untuk hotel di kota tidak terpengaruh. "Secara umum belum ada hotel di NTB yang terpengaruh setelah dikeluarkannya travel advice dari negara-negara lain. Jadi dampak travel advice tidak terlalu mengkhawatirkan," ucap Faozal.
Untuk mencegah semakin banyak travel advice, menurutnya pemerintah harus bisa secepatnya menstabilkan pemulihan dari dampak bom Surabaya. Karena, dengan cara inilah negara-negara lain tidak ikut-ikutan melakukan hal yang sama. "Kita harus meyakinkan bahwa Lombok, NTB ini aman. Sekarang kita lakukan dan bisa dilihat dari pemberitaan sudah mulai sepi kembali," ujarnya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) NTB Lalu Hadi Faesal mengakui belum ada pembatalan reservasi dan booking hotel sampai saat ini. "Sampai hari ini, kita cek ke hotel-hotel yang ada di Lombok, tak satu pun tamu membatalkan reservasi dan booking hotel," kata Lalu Hadi Faisal.