REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharni mengajak semua elemen masyarakat untuk memperkuat silaturahim pasca terjadinya teror bom di Kota Pahlawan. Risma pun mengaku selama beberapa hari ini terus belajar, terutama dampak dari beberapa kejadian ini.
"Ternyata, selama ini masih lemah dalam silaturahim atau komunikasi atau koordinasi dengan orang lain. Silaturrahmi itu mulai di tingkat keluarga, tetangga dan yang lainnya, kata Risma di Surabaya, Senin (21/5).
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga mengingatkan masyarakatnya untuk selalu menjalin silaturahmi. Bahkan Risma juga mengingatkan warganya untuk tidak membatasi sebuah perbedaan, baik yang beragama Konghucu, kristen maupun islam.
"Kita harus perkuat tali silaturahim harus berkomunikasi. Saya sebenarnya selalu berusaha seperti itu, saya tidak pernah membeda-bedakan siapapun, tapi masih ada yang bilang aneh-aneh, ujar Risma.
Perempuan kelahiran Kediri itu pun meminta untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak, sehingga tahu dan paham bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dibangun atas dasar perjuangan semua elemen masyarakat. Bahkan perjuangan kala itu tidak mudah, sehingga tidak bisa dilupakan begitu saja.
"Waktu kita berjuang, ayo jong Java, jong Ambon, jong Sumatera, semua kita berjuang. Lha, kalau kita sudah merdeka, lalu kita mau ngomong minggir kamu, saya yang pegang kendali. Mana bisa seperti itu?" kata Risma.
Risma juga mengajak untuk tidak lupa dengan sejarah berdirinya NKRI ini. Bahkan, ia juga mengajak semua elemen masyarakat untuk terus bergandeng tangan menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan, terutama setelah terjadinya teror bom di Surabaya.
"Kita harus selalu tanamkan kepada anak-anak kita, bahwa kita tidak bisa hidup sendiri dan harus selalu mengerti satu sama yang lainnya," ujar Risma.