Senin 21 May 2018 00:02 WIB

Anwar Temui Wapres JK, Ini yang Dibicarakan

Anwar menanyakan soal pertemuan OKI.

Wapres Jusuf Kalla menerima kedatangan Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, Ahad (20/5) malam di kediaman dinas Wapres di Jakarta.
Foto: dok. Istimewa
Wapres Jusuf Kalla menerima kedatangan Pemimpin Oposisi Malaysia Anwar Ibrahim, Ahad (20/5) malam di kediaman dinas Wapres di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menerima kedatangan Anwar Ibrahim, ketua umum Partai keadilan Rakyat (PKR) dan mantan pemimpin oposisi Malaysia ini di kediaman dinas Wapres di Jalan Diponegoro, Jakarta, Ahad malam.

Menurut Juru Bicara Wapres Husain Abdullah pada kesempatan ini kedua tokoh tersebut saling berbagi pengalaman saat masa muda menjadi pemimpin organisasi kepemudaan dan partai politik. "Keduanya bicarakan tentang suasana di Malaysia terkini dengan suasana akrab dan santai," kata Husain.

Menurut Husain, pada perbicangan tersebut Anwar sempat juga menanyakan  suasana KTT OKI di Istanbul yang baru saja diikuti Wapres Jusuf Kalla.

Anwar Ibrahim melakukan kunjungan selama dua hari di Indonesia. Ia mengawali kunjungan dengan bertemu mantan Presiden BJ Habibie.

Anwar Ibrahim tiba di kediaman BJ Habibie tepat pukul 13.00 WIB menggunakan mobil bernomor polisi B 402 NS. Anwar melemparkan senyum ramah pada awak media yang ingin mengabadikan kedatangannya.

Dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, kedatangan Anwar tepat saat momen 20 tahun Reformasi Indonesia. "Hari ini saya ke Jakarta atas undangan mantan Presiden Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie, sempena (peringatan) sambutan ulang tahun ke-20 Reformasi Indonesia," kata dia.

Anwar berbicara banyak soal reformasi. Mantan Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menyebut ada dua hal yang bisa diperbaiki dalam sistem reformasi suatu negara.

Pertama, kata ia, jangan pandang bulu atau pilih kasih memberantas korupsi. Ia menegaskan pemberantasan korupsi bukan ditentukan penguasa, tetapi dilakukan oleh suatu badan.

Kedua, kegiatan investasi, pembangunan ekonomi harus memberikan manfaat pada rakyat. Belajar dari pengelamannya menjabat sebagai Menteri Keuangan Malaysia selama delapan tahun, Anwar mengatakan apabila pembangunan dan investasi tak berdampak pada rakyat, maka sia-sia saja. Jangan sampai, agenda investasi dan pembangunan justru menyisihkan masyarakat miskin dan terpencil di negara tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement