Ahad 20 May 2018 19:36 WIB

Pemetaan Pengasuhan Anak Terduga Teroris Selama Sebulan

Anak-anak itu harus diasuh oleh keluarga yang tidak terindikasi radikalisme.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperkirakan hasil pemetaan pengasuhan anak-anak pelaku pengeboman di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur bisa diketahui dalam waktu sebulan.

Wakil Ketua KPAI Komisioner Bidang Keluarga dan Pengasuhan Rita Pranawati mengatakan, hasil pemetaan pengasuhan anak-anak ini relatif panjang.

"Dalam sebulan ini dipastikan assesmentnya," ujarnya, Ahad (20/5).

Rita menegaskan, pemerintah lintas sektoral masih melakukan penelusuran dan pendalaman. Adapun indikator yang digunakan untuk pemetaan di antaranya memiliki hubungan kekerabatan yang dekat, memiliki kecakapan mengasuh hingga psikologis dan keuangan. Ia mewanti-wanti jangan sampai anak diasuh keluarga besar yang ternyata juga terlibat radikalisme.

"Jangan sampai anak-anak yang masuk dalam sel radikalisme kemudian kembali (radikal) ketika ditempatkan pengasuhannya," ujarnya.

Ia menambahkan, sambil melakukan pemetaan, kondisi anak-anak ini harus stabil dulu. Kemudian ia bisa diajak bicara dan kondisinya kembali normal.

"Bahasanya mengembalikan tumbuh kembang anak dan kehidupan sosial yang wajar," katanya.

Sebelumnya, Kota Surabaya diguncang beberapa bom. Peristiwa itu terjadi mulai Ahad (13/5) kemarin pukul 07.13 WIB di Gereja KatolikSanta Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Surabaya. Menyusulkemudian ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya Jemaat Sawahan di Jalan Arjuno serta Gereja Kristen Indonesia Diponegoro 146 di Jalan Raya Diponegoro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement