Ahad 20 May 2018 07:39 WIB

Risalah Ramadhan 1439 H

Islam adalah ajaran yang sangat membenci tindakan kekerasan, dan pembunuhan.

KH Didin Hafiduddin
Foto:

Energi positif yang dibutuhkan dalam pembangunan sering dikalahkan oleh energi negatif yang bersumber dari hasad, dengki, iri, serta kebencian yang kadang hanya dilandasi karena sikap apriori terhadap orang atau kelompok lainnya yang berbeda di dalam pandangan pemikiran tentang suatu persoalan.

Semangat berjamaah di masjid-masjid setiap waktu shalat, di kompleks perumahan, di kantor tempat bekerja, maupun di kampus tempat belajar, mudah-mudahan memiliki implikasi yang kuat dalam rangka menumbuhkan kembali energi positif untuk menguatkan persatuan dan kesatuan. Perhatikan firman-Nya dalam QS al-Hujurat [49] ayat 10: “Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan rahmat.”

Risalah keempat yaitu risalah ilmu. Alhamdulillah, kita pun patut bersyukur kepada Allah SWT karena bulan Ramadhan adalah bulan ketika kaum Muslimin memiliki semangat yang tinggi untuk membaca dan mempelajari Alquran dan ilmu-ilmu lainnya yang dibutuhkan dalam kehidupan agar kehidupan ini lebih punya makna dan tujuan yang jelas. Umat Islam adalah umat yang sangat didorong oleh Rasulullah SAW untuk selalu mencintai ilmu, kapan dan di mana pun serta profesi apa pun yang ditekuni dan digelutinya.

Rasulullah SAW bersabda: “Ughdu ‘Aliman au muta’alliman au mustami’an au muhibban, wala takun khamisan fatahlak,” (berangkatlah Anda pagi-pagi untuk mengajarkan ilmu atau mempelajari ilmu atau mendengarkan ilmu atau mencintai ilmu, dan jangan menjadi bagian yang kelima/sama sekali tidak terlibat dalam dunia keilmuan, maka engkau akan mengalami kerusakan dan kehancuran).

Wahyu pertama yang diturunkan pada bulan Ramadhan pun berkaitan dengan semangat mencari dan mendapatkan ilmu, yaitu al-qira’ah (membaca) dan al-kitabah bil qalam (menulis dengan kalam/pena). Tanpa membaca dan menulis (dalam pengertian luas), tidak mungkin ilmu akan berkembang.

Namun, yang perlu diperhatikan adalah perkembangan ilmu itu harus disertai dengan penguatan nilai-nilai kemanusiaan dan penguatan nilai-nilai akhlakul karimah. Ilmu yang dikembangkan dengan mengabaikan dua hal tersebut maka tidak akan memberikan hal yang positif dalam kehidupan (peradaban yang konstruktif), tetapi justru akan melahirkan peradaban yang merusak (destruktif), seperti peperangan, pembunuhan, penipuan, dan kejahatan-kejahatan kemanusiaan lainnya, seperti yang terjadi sekarang ini.

Tentu masih banyak risalah-risalah Ramadhan yang lain, yang perlu terus-menerus digali dan dikembangkan serta diimplementasikan dalam kehidupan keseharian kita. Mudah-mudahan Allah SWT melimpahkan keberkahan dan kemuliaan bulan suci Ramadhan bagi kaum Muslimin di mana pun mereka berada. Semoga Allah mengabulkan segala doa dan permohonan kita.

Perhatikan firman-Nya, QS al-Baqarah [2] 186: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”

Wallaahualam bi ash shawab.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement