Jumat 18 May 2018 23:57 WIB

Golkar: Pemimpin Inovatif Dorong Perekonomian Nasional

Pemimpin Indonesia butuh terobosan bagi pengembangan industri kreatif.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Angga Indrawan
Inovasi. Ilustrasi
Foto: ipdigit.eu
Inovasi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar bidang Inovasi Sosial, Dito Ariotedjo menyebut bangsa Indonesia butuh pemimpin yang memahami perkembangan serta kebutuhan kekinian. Artinya, pemimpin Indonesia butuh terobosan bagi pengembangan industri kreatif. 

 

Partai Golkar, kata Dito, tentu menganggap Ketua Umum Airlangga memiliki kapasitas menghadapi tantangan era industri dan teknologi informasi.

 

"Saat ini Indonesia sudah berada di era revolusi industri 4.0 dan siap-siap menyambut periode bonus demografi yang akan didominasi oleh anak muda serta angkatan kerja produktif," ujar Dito dalam diskusi publik dengan tema Ekonomi Kreatif: Peluang dan Tantangan yang dilaksanakan di Diskusi Kopi, Jakarta, Jumat (18/5).

 

Dalam hal pengembangan industri dan ekonomi kreatif, Dito menyatakan tak banyak institusi politik dan pemimpin yang memahami isu krusial tersebut. Menurut Dito yang juga aktif di sektor kewirausahaan kreatif ini mengembangkan ekonomi kreatif juga membutuhkan upaya penggalian potensi daerah dan kearifan lokal. 

 

"Partai Golkar kebetulan adalah penggerak utama RUU Kewirausahaan. Itu untuk mendukung majunya ekonomi nasional dan RUU inovasi. Fraksi Golkar ini yang pertama kali yang membuat penggondokan kajian tentang inovasi. Mengundang inovator-inovator muda," kata Dito.

 

Sementara pembicara lainnya, aktivis Koperasi dan Coop Start Up Firdaus Putra, HC, menimpali, era industri 4.0 yang disampaikan Airlangga sebagai Menteri Perindustrian RI saat ini telah terdengar sampai ke daerah. 

 

Menurut Firdaus, program Airlangga dapat berkontribusi mendorong ekonomi lokal dengan kearifan lokal khususnya warga pedesaan jika juga didukung pula dengan teknologi.

 

"Mainstream ekonomi digital atau Industri 4.0 sudah merambah di daerah. Tapi butuh penajaman dan model yang dapat menjadi contoh yang dapat diterapkan di daerah lain oleh anak-anak muda lokal," kata Firdaus.

 

Pembicara lainnya yakni Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih, mengatakan terdapat 16 kelompok industri kreatif yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Namun sementara ini hanya empat bidang yang disupport oleh Kemenperin, yakni kuliner, fesyen, games, dan aplikasi.

 

"Kalau fesyen, kita ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat muslim fesyen dunia, Indonesia nomor tiga di dunia. Di dalam fesyen itu masing-masing harus tercipta ekosistemnya. Antara customer, desainer, dan pelakunya. Antara manusia, mesin, dan datanya. Masing-masing ekosistem itu dibangun datanya," lanjutnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement