Jumat 18 May 2018 12:22 WIB

Risma Kumpulkan Guru Agama se-Surabaya

Risma prihatin dengan adanya teror yang terjadi di Surabaya akhir-akhir ini.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) meninjau di lokasi ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Walikota Surabaya Tri Rismaharini (tengah) meninjau di lokasi ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel Madya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengumpulkan semua guru agama Islam, Katholik, Protestan, Hindu, Budha, hingga Khonghucu yang ada di Surabaya pada hari ini, Jumat (18/5). Hal ini dilakukan sebagai upaya menangkal radikalisme di kalangan pelajar.

"Ajarkan anak-anak untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain dan bisa bekerja sama," kata Risma di hadapan ribuan guru agama se-Kota Surabaya.

Pada kesempatan itu, Risma memohon bantuan kepada seluruh guru agama di sekolah SD maupun SMP untuk bisa membimbing para pelajar agar menjadi manusia yang mulia. "Ajarkan anak-anak tentang kehidupan di dunia dan hubungan anak dengan Tuhan," katanya.

Menurut dia, pihaknya prihatin dengan adanya teror yang terjadi di Surabaya akhir-akhir ini.  Hal ini, lanjut dia, baru terjadi pertama di dunia bahwa satu keluarga, ayah, ibu, dan anak-anaknya, turut serta dalam teror.

"Salah saya apa kok sampai diuji seperti ini?" ujarnya.

Ia menjelaskan, beberapa tahun yang lalu ada kejadian penculikan dan pemerkosaan terhadap anak-anak kecil, yang kemudiam ia turun demonstrasi untuk memerangi hal tersebut. "Tapi hari ini saya menangis ketika anak kecil warga Surabaya melakukan perbuatan di luar nalar seperti ini," kata Risma.

Melalui forum ini, Risma berpesan kepada bapak ibu guru agama se-Kota Surabaya untuk menanamkan kepada para anak didiknya cinta Tanah Air agar tidak mudah dipecah belah. "Selalu ingatkan kepada para siswa agar mengenang para pahlawan yang berjuang untuk bangsa ini hingga darah titik penghabisan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya meminta para guru mengajari hidup berdampingan dengan multietnis dan golongan serta toleransi. Agama Islam, kata dia, mengajarkan hablum minallah dan hablum minannas, di ajaran Budha ada darma, di ajaran Kristen ada kasih sayang.

"Mari kita tanamkan sejak sekarang kepada anak-anak kita itu semua," ujarnya.

Begitu juga, Risma menekankan guru untuk mengajari rasa empati, rasa saling mengerti keadaan orang lain, mengerti ketika temannya susah, agar anak-anak hatinya terbentuk menjadi pribadi yang berkarakter mulia. "Sisihkan satu hari di setiap minggunya untuk program pembiasaan doa dan bernyanyi agar anak anak kita riang gembira hatinya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement