REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU - Kepolisian Daerah (Polda) Riau memastikan Kota Dumai dalam keadaan kondusif pascapenangkapan delapan orang yang diduga terlibat dalam penyerangan Mapolda Riau pada Rabu (16/5) lalu. Kabid Humas Polda Riau AKBP Sunarto menyebutkan bahwa masyarakat tidak terganggu dengan adanya dugaan bahwa belasan terduga teroris berasal dari Dumai.
"Aman. Kegiatan masyarakat berlangsung seperti biasa. Kepolisian tetap meningkatkan kewaspadaan," katanya, Jumat (18/5).
Dikabarkan sebelumnya, salah satu terduga teroris yang melakukan penyerangan terhadap Markas Polda Riau, MR (48 tahun) alias Pak Ngah, ternyata merupakan pimpinan kelompok teroris yang ada di Dumai, Riau. Bila dilihat, keempat terduga teroris yang tewas kemarin dan delapan orang yang ikut diamankan seluruhnya berasal dari Dumai.
Polisi juga mengamankan delapan orang yang diduga terlibat dalam jaringan teroris di Dumai. Delapan orang tersebut berinisial HAN, NI, AS, SW, HD, YEP, DS, dan SY alias IJ. Sunarto menjelaskan bahwa penangkapan dilakukan di tiga titik, yakni di rumah MR atau Pak Ngah yang tewas ditembak kemarin. Titik kedua, di rumah pelaku SU yang juga tewas kemarin. Ketiga, di salah satu lokasi yang diduga juga terlibat dalam jaringan kelompok Pak Ngah.
Sejumlah barang bukti yang diperoleh dalam penangkapan kedelapan orang tersebut adalah senapan angin, buku-buku petunjuk tentang jihad, buku berbahasa Arab serta Indonesia, senjata tajam, dan berbagai macam buku lainnya. Polisi juga menemukan busur dan anak panah, serta sasaran targetnya yang terbuat dari kayu.
"Ada sebagian yang merupakan pengikut Pak Ngah, dari kegiatan perkumpulan yang mereka lakukan, berafiliasi dengan Pak Ngah. Dan beberapa hubungan keluarga atau famili," kata Sunarto.
Polisi juga masih mendalami kepastian mengenai kelompok atau jaringan mana yang dipimpin oleh Pak Ngah.