REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menjamin keamanan pelaksanaan Asian Games 2018. Aksi terorisme yang terjadi belakangan ini diyakini tak akan mengganggu perhelatan akbar tersebut.
Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, Asian Games merupakan ajang internasional. Sehingga standar pengamanan Asian Games 2018 pasti sangat ketat.
Bambang meyakinkan masyarakat bahwa Asian Games 2018 bebas dari teror dengan kerja sama dan dukungan semua pihak terkait. "Untuk pengamanan, semua anggarannya sudah ada. Praktis, akan ada pengamanan signifikan, terlebih untuk mengantisipasi teror, ujar Bambang dalam siaran pers, Kamis (17/5).
Bambang mengatakan, peristiwa teror yang terjadi di Surabaya memang dapat berdampak pada sektor pariwisata di Tanah Air. Namun menurutnya, masyarakat dapat membantu mengurangi dampak buruk yang mungkin ditimbulkan, antara lain misalnya dengan tidak latah ikut mengunggah tulisan atau gambar-gambar yang belum jelas kebenarannya di media sosial.
"Kita harus bisa membuktikan Indonesia itu aman dan kondusif, tidak akan ada gangguan atau teror terhadap pelaksanaan Asian Games 2018, termasuk gangguan jangka panjang terhadap investasi maupun pariwisata," kata Bambang.
Pelaksanaan Asian Games perlu dikawal sebaik mungkin karena akan memberikan manfaat ekonomi dan non-ekonomi bagi Indonesia sebagai Tuan Rumah. Manfaat ekonomi yang akan tercipta antara lain meningkatkan sektor pariwisata, meningkatkan aktivitas ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja, mendorong pengembangan kota melalui pembangunan infrastruktur fasilitas olahraga dan infrastruktur pendukung lainnya, dan merupakan ajang promosi strategis untuk membangun citra positif bangsa.
Selain itu, Indonesia juga akan memperoleh manfaat non-ekonomi, di antaranya meningkatkan kohesi sosial dan mendorong perubahan budaya, perilaku, dan karakter masyarakat, meningkatkan kualitas tenaga kerja untuk event internasional melalui partisipasi sukarelawan.
Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 akan mencapai Rp 3,6 triliun, dimana pengeluaran sebesar Rp 2,5 triliun akan terjadi di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen. Sedangkan Rp 1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen.
Kemudian, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang diperkirakan mencapai Rp 1,3 triliun.
Sementara komponen pengeluaran terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp 640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp 628 miliar, pengeluaran belanja mencapai Rp 560 miliar, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar.