REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Bulan Ramadhan tiba, Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang bersama Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Palembang akan melakukan pengawasan ketat terhadap penjualan makanan untuk berbuka puasa dan sahur. Rencana pengawasan tersebut disampaikan Pejabat sementara (Pjs) Wali Kota Palembang Akhmad Najib saat menerima kunjungan Kepala Balai BPOM Palembang Dewi Prawitasari, Rabu (16/5).
"Selama bulan Ramadhan Pemerintah Kota Palembang bersama BPOM akan memperketat pengawasan terhadap penjualan makanan, khususnya makanan berbuka puasa dan sahur yang dijual di pasar-pasar bedug dalam kota Palembang," kata Pjs Wali Kota Akhmad Najib.
Menurut Akhmad Najib, pengawasan dilakukan untuk memastikan makanan yang dijual di pasar-pasar bedug sudah aman dikonsumsi konsumen, tanpa formalin atau zat kimia yang berbahay dan sejenisnya. "Pelaksanaan pengawasan di lapangan akan melibatkan tim BPOM dan instansi terkait," ujar Akhmad Najib.
Pengawasan oleh tim Pemkot Palembang BPOM akan keliling ke seluruh pasar bedug di Palembang, tim langsung memeriksa kondisi makanan dna minuman yang dijual. Jika ditemukan ada pelanggaran akan langsung ditindak, ujar Akhmad Najib yang juga menjabat Asisten Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel).
Sementara itu Dewi Prawitasari, Balai Besar POM terus komitmen melakukan pengawasan terhadap pedagang - pedagang nakal yang memberikan bahan pengawet di dalam makanan yang dijualnya.
Bersama Wali Kota Palembang Balai BPOM telah sepakat untuk melakukan pengawasan bersama. Tim BPOM akan melakukan sidak bersama dinas terkait yang juga akan menyertakan satuan polisi Pamong Praja. "Jika saat sidak ditemukan pedagang nakal, akan langsung ditindak," katanya.
Menjelang Ramadhan, menurut Dewi Prawitasari Balai BPOM Palembang
Berhasil menindak tiga produsen tahu dan mie di Palembang yang positif mengandung formalin untuk tahu dan mie yang mereka jual, Sudah diambil tindakan dan berkasnya sudah kami serahkan kepada kejaksaan untuk segera disidang. "Dengan tindakan tersebut kami berharap ini menjadi efek jera bagi produsen-produsen makanan nakal," ujarnya.