REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno belum mendapat informasi secara pasti kebenaran mengenai oknum yang mendanai teroris yang menyerang kantor Kepolisian Daerah (Polda) Riau. Berdasarkan sejumlah pemberitaan disebut bahwa para peneror ini mendapatkan uang dari seseorang yang bekerja di salah satu perusahaan milik pemerintah.
"Wah saya belum tahu itu, terus terang saya belum dapet laporannya," kata Rini ditemui di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/5).
Baca juga, Pemerintah Jamin Pendidikan untuk Ais
Meski demikian, Rini berjanji akan mengusut tuntas informasi yang ada sehingga bisa diketahui secara pasti apakah memang ada pegawai di perusahaan BUMN yang menyuplai dana bagi aksi terorisme. "Tentunya kita benar-benar pelajari dan itu memang satu hal yang sudah melanggar hukum, sudah bisa diproses," ujar Rini.
Dia pun akan menyiapakn sanksi berat jika memang pegawai BUMN benar-benar terlibat dalam pendanaan aksi terorisme.
Diberitakan bahwa salah satu terduga teroris asal Pekanbaru mengakui donatur mereka merupakan warga Pekanbaru, yang bekerja di salah satu BUMN. Donatur ini disebut menjadi pegawai PLN Riau.
Kapolda Sumsel, Irjen Pol Zulkarnain Adinegara, mengungkapkan pegawai yang dimaksud bernama Daulay alias Opung, tinggal di Pekanbaru, Riau. Nama tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan intensif terhadap kedua teroris, HH alias AA dan HS alias AA.
Aksi penyerangan terhadap kantor kepolisian kembali terjadi di Mapolda Riau. Serangan dilakukan oleh terduga teroris menggunakan mobil jenis minibus Avanza pada Rabu pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Penyerangan dilakukan sesaat sebelum Kapolda Riau Irjen Pol Nandang menggelar konferensi pers pengungkapan sabu-sabu.
Pelaku menabrak pagar pintu masuk Mapolda Riau, dua orang yang mengendarai mobil keluar. Dengan bersenjata tajam jenis samurai, mereka berusaha menyerang polisi yang sedang berada di pos jaga. Dalam waktu singkat, keduanya berhasil dilumpuhkan.