Rabu 16 May 2018 14:05 WIB

Mentan: Tak Ada Alasan Harga Pangan Naik Selama Ramadhan

Stok beras yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 40 ribu ton per hari.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Friska Yolanda
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang (FST) Arief Prasetyo, Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid dan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi menegaskan pasokan beras aman untuk Puasa dan Lebaran 2018 di Gudang PT FST.
Foto: Republika/Melisa Riska Putri
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno dengan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang (FST) Arief Prasetyo, Ketua Koperasi Pedagang Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Zulkifli Rasyid dan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi menegaskan pasokan beras aman untuk Puasa dan Lebaran 2018 di Gudang PT FST.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan tidak ada alasan harga pangan naik selama bulan Ramadhan. Sebab, pasokan beberapa komoditas pangan seperti beras, cabai, bawang merah, ayam dan telur aman, bahkan sudah di ekspor.

"Tidak ada alasan lagi harga naik karena kita sekarang ini khusus untuk cabai, bawang merah bahkan kita sudah ekspor. Kemudian ayam sudah ekspor ke Jepang dan itu pertama dalam sejarah dan telur sudah ekspor," kata Amran saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno di Kantor PT Food Station Tjipinang, Jakarta Timur, Rabu (16/5).

Amran mengatakan, stok beras yang ada di Pasar Induk Beras Cipinang mencapai 40 ribu ton per hari. Angka tersebut meningkat dua kali lipat yang biasanya hanya 20 ribu ton per hari.

"(Stok) Berarti di atas angka normal. Tinggal angka-angka semua ini kita harapkan seluruh sahabat, teman-teman pengusaha jangan menaikkan harga di bulan Ramadhan. Bila perlu turun," tambahnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan harga pada selama Ramadhan, perlu disiapkan tanaman pangan tiga bulan sebelumnya. Hal tersebut dilakukan agar stok pangan tidak berkurang, yang dapat menyebabkan kenaikan harga.

"Kita mempersiapkan jauh sebelumnya tanaman. Jadi tiga bulan sebelumnya karena tanaman seperti bawang, padi itu hanya umurnya tiga bulan. Jadi kita siapkan tiga bulan sebelumnya," kata Amran.

Tidak kalah penting, lanjut Amran, distribusi pangan juga harus terjaga. Harus ada sinergi antara semua pihak dalam menjaga distribusi pangan, guna menekan harga pangan agar tidak berada di atas harga eceran tertinggi (HET).

Amran meyakini stok pangan akan aman selama Ramadhan baik nasional maupun wilayah DKI Jakarta. Sehingga, ia mengajak agar masyarakat tidak panik terhadap isu kenaikan harga khususnya menjelang Hari Raya Idul Fitri, karena kurangnya pasokan.

Sementara itu, Sandi mengungkapkan kepada Amran saat berkomunikasi melalui sambungan telepon yang diperdengarkan kepada wartawan tersebut, bahwa ia akan ke wilayah sentra bawang dan juga sentra telur. Hal tersebut dilakukan agar dapat memastikan distribusi pangan yang akan masuk ke DKI.

"Kami Sabtu (19/5) ini akan ke Brebes ke sentra bawang, kami akan ke Blitar untuk telur. Jadi akan menunjukkan kesiapan kita dan tidak perlu kita antisipasi harga bergejolak dan distribusinya lancar," kata Sandi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement