REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Giwo Rubianto Wiyogo, mengecam keras atas keganasan teror bom di Surabaya yang terjadi Ahad (13/5). Hal ini dinilai merupakan tindakan yang tidak bisa ditoleransi.
Kowani yang merupakan organisasi federasi telah memiliki anggota 91 organisasi perempuan tingkat pusat yang memiliki anggota lintas sektoral dan lintas agama (Islam, Kristen, Budha, dan Hindu) dengan jumlah anggota sebanyak 60 juta.
"Sehubungan dengan hal itu, Kowani mengharapkan kepada semua pihak terkait dapat menyelesaikan persoalan ini dengan cepat agar Indonesia kembali damai, aman, tanpa gerakan terorisme," kata Giwo, dalam siaran pers, Senin (14/5) malam.
Ditegaskan, terorisme merupakan kejahatan serius. Tak ada agama yg mengajarkan terorisme. Semua agama mengajarkan kedamaian dan kebaikan. Terorisme, lanjut dia, juga tidak mempunyai tempat di bumi Indonesia.
"Karena itu gerakan terorisme/radikalisme harus terus diwaspadai karena mereka memiliki agenda terselubung yang bisa memecah belah bangsa Indonesia," ujar Giwo, yang juga sebagai ketua Gerakan Wanita Sejahtera ini.
Ia menekankan agar masyarakat tak cemas apalagi takut. Semua elemen bangsa harus bersatu melawan terorisme. Semua agama juga mengajarkan kasih sayang dan tanpa kekerasan.
"Sebagai Ibu Bangsa, maka perempuan harus aktif dalam meningkatkan kerukunan, harus aktif mencegah potensi terorisme, serta meningkatan ketahanan keluarga untuk mencapai Indonesia aman dan damai, katanya.