REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, fenomena teror bom dengan melakukan aksi bunuh diri bukan hal baru di Indonesia. Namun demikian, menurutnya fenomena teror bom dengan memanfaatkan anak-anak, baru pertama kali dilakukan di Indonesia.
"Tapi di Syiria dan Iraq, atau ISIS itu, mereka sudah beberapa kali melakukan teror bom menggunakan anak-anak. Memprihatinkan bagi kita perkembangan seperti ini," ujar Tito di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (14/5).
Tito menambahkan, fenomena bom bunuh diri wanita juga bukan hal yang pertama terjadi di Indonesia. Tapi, fenomena bom bunuh diri wanita yang berhasil, peristiwa di Surabaya merupakan yang pertama.
Menurutnya, sebelumnya juga pernah ada wanita yang berusaha melakukan aksi bom bunuh diri. Namun, berhasil digagalkan petugas. Peristiwa tersebut dilakukan oleh Dian Yuli Novita yang berusaha menyerang Istana Presiden.
"Tahun lalu Polri sudah berhasil menghentikan dan mencegah serangan bom bunuh diri oleh saudari Novi yang dari Jabar. Saat itu mau nyerang istana di Jakarta. Saat itu ditangkap dalam keadaan hamil dan kemudian dibawa ke rutan Mako Brimob," kata Tito.