Senin 14 May 2018 13:13 WIB

Bahrain dan Filipina Sampaikan Belasungkawa untuk Surabaya

Bahrain menolak segala bentuk kekerasan.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Muhammad Hafil
 Polisi menutup jalan di depan Polrestabes Surabaya, setelah terjadi ledakan di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5).
Foto: AP/Achmad Ibrahim
Polisi menutup jalan di depan Polrestabes Surabaya, setelah terjadi ledakan di pintu masuk Polrestabes Surabaya, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri Kerajaan Bahrain mengutuk keras pengeboman yang menyasar sejumlah gereja di Surabaya, Jawa Timur. Serangan ini menyebabkan kematian dan cedera sejumlah orang tak bersalah.

Kementerian menegaskan solidaritas dan dukungan untuk pemerintah Indonesia demi memperkuat keamanan dan stabilitas nasional. Pemerintah Bahrain juga menyampaikan belasungkawa kepada seluruh keluarga korban dan berharap yang terluka cepat sembuh seperti semula.

"Bahrain menolak segala bentuk kekerasan, ekstremisme, dan terorisme. Bahrain menyerukan dunia internasional untuk menghapuskan terorisme dan memangkas sumber-sumber (jalur) pendanaannya," kata Menteri Luar Negeri Bahrain, Khalid bin Ahmed al-Khalifa, dilansir dari Bahrain News Agency, Senin (14/5).

Kementerian Luar Negeri Filipina juga menyampaikan simpati kepada Indonesia. Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter S Cayetano mengatakan Filipina ikut berduka untuk seluruh korban dan yang terluka.

"Filipina sangat mengutuk tindakan kriminal yang dilakukan terhadap umat gereja yang tidak bersalah," ujar Cayetano, dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Filipina, dfa.gov.ph.

Ledakan bom terjadi di Surabaya, Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom terjadi di tiga gereja yang ada di sana, yaitu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement