REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyatakan akan memperketat pengamanan di seluruh halte dan unit-unit armada Bus Transjakarta. Menurut Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono, peningkatan pengamanan tersebut dilakukan berkaitan dengan peristiwa bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (13/5) kemarin.
"Sehubungan dengan peristiwa bom di Surabaya kemarin, kami berinisiatif untuk memperketat pengamanan di semua halte dan bus Transjakarta," kata Budi di Jakarta, Senin (14/5).
Dia mengaku telah memberikan instruksi kepada seluruh petugas untuk segera meningkatkan pengamanan di seluruh halte dan bus Transjakarta yang ada di ibu kota. "Karena seluruh halte dan bus Transjakarta itu merupakan objek vital nasional, sehingga harus dijaga kualitas keselamatan serta keamanannya," ujar Budi.
Dia menuturkan peningkatan keamanan itu dilakukan dengan meningkatkan pengawasan melalui kamera pengawas atau Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di halte dan bus Transjakarta. "Peralatan keamanan, seperti CCTV serta personel keamanan harus terus siaga untuk menjamin keamanan dan keselamatan. Dengan begitu, tindak kriminal dapat dicegah," tutur Budi.
Ia mengajak seluruh masyarakat agar ikut berpartisipasi dalam mencegah tindakan yang berpotensi merugikan, baik dalam skala kecil maupun skala besar. "Pengawasan merupakan salah satu upaya untuk mencegah tindakan-tindakan yang akan berdampak negatif. Maka dari itu, pengawasan di semua halte dan Transjakarta terus kami tingkatkan," ungkap Budi.