REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dua mobil Tim Gegana Polda Jatim telah meninggalkan lokasi Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, setelah melakukan penyelidikan terhadap ledakan bom di lokasi itu, Senin (14/5). 10 menit sebelumnya, mobil yang ditumpangi Gubernur Jatim Soekarwo dan Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman juga telah meninggalkan tempat kejadian perkara (TKP) di Markas Polrestabes Surabaya.
Pakde, panggilan akrab Soekarwo, masih belum mau berkomentar terkait peristiwa ledakan di wilayah itu, meski sejumlah awak media berusaha mendatangi mobil yang ditumpanginya. Lokasi ledakan yang berada di Jalan Veteran, Surabaya disterilkan dengan radius 200 meter, dan awak media serta petugas kesehatan tidak diperkenankan masuk, dengan dibatasi garis polisi.
Empat mobil ambulans dan dua mobil pemadam kebakaran disigiakan di sisi kiri Markas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya, ditambah beberapa petugas kesehatan dan petugas jaga. Sebelumnya, Polda Jawa Timur mengungkapkan ada 10 orang yang menjadi korban penyerangan bom kendaraan di Mapolrestabes Surabaya.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengatakan 10 orang itu terdiri dari empat anggota polisi dan enam masyarakat dan dirujuk ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim. "Empat anggota kit, yaitu Bripda M Maufan, Bripka Rendra, Aipda Umar dan Briptu Dimas Indra," ujarnya.
Sedangkan korban dari masyarakat ada enam orang. Antara lain Atik Budi Setia Rahayu, Raden Aidi Ramadhan, Ari Hartono, Ainur Rofiq, Ratih Atri Rahma dan Eli Hamidah.
"Secara terus menerus kepada semua media itu adalah hasilnya dan memang telah terjadi penyerangan," katanya.
Barung menjelaskan, rangkaian aksi teror bom, baik di Surabaya dan Sidoarjo merupakan simultan dari mereka. "Data akan terus diperbarui. Kami ingin sampaikan polisi akan tegar dan tidak goyah," tuturnya.