REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Muhaimin Iskandar, mengatakan ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah dalam mengantisipasi teroris. Salah satunya yakni meningkatkan kemampuan intelijen untuk menghindari tindakan teror.
"Ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi teroris. Pertama, tahanan teroris harus ditangani secara baik. Mantan teroris diajak melakukan kegiatan-kegiatan ibadah supaya tidak lantas kambuh menjadi teroris," Ujar Muhaimin usai melakukan sosialisasi empat pilar di Ponpes Modern Daarul Muhsinin, Labuhan Batu, Sumatera Utara, Ahad (13/5).
Langkah kedua, lanjut Muhaimin, pemerintah melalui kepolisian harus juga meningkatkan kemampuan intelijen. "Ketiga, tentu harus melibatkan masyarakat secara mandiri supaya bahu-membahu melawan teroris," tutur Muhaimin.
Sebelumnya, Muhaimin, menyatakan mengutuk serangan teror bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Ahad pagi. Ia juga menyampaikan bela sungkawa kepada korban kejadian tersebut.
"Pagi tadi baru ada ledakan bom di beberapa gereja di Surabaya. Kami ikut berduka dan sebagai umat Islam mengutuk kejadian tersebut," ujar dia.
Dia melanjutkan, umat Islam juga tidak suka cara-cara kekerasan yang mengganggu anak bangsa. "Umat Islam tidak suka memecah belah, tidak suka membunuh dengan cara kasar. Umat Islam senantiasa menghindari tindakan radikal dan perbuatan kekerasan," tegasnya.
Karena itu, Muhaimin menegaskan bahwa umat Islam dan semua umat beragama lainnya harus terus menjaga persatuan dan kesatuan. Dia mengingatkan adanya ajaran yang menjunjung persaudaraan sesama manusia.
"Sebagai negara dengan umat Islam terbesar di dunia, saya optimistis Indonesia akan tetap menjadi negeri yang damai, selamat dan tenteram jika tetap menjunjung persaudaraan," tambahnya.
Sebelumnya, ledakan bom terjadi di Surabaya, Ahad pagi. Ledakan tersebut berlokasi di tiga gereja yang ada di sana. "Ada tiga ledakan. Di gereja Pantekosta Jalan Athena, Gereja GKI di Jalan Diponegoro, dan Gereja Santa Maria," kata Kabid Humas Polda Kombes Pol Jawa Timur Frans Barung, Ahad.