Ahad 13 May 2018 07:18 WIB

Prevalensi Kanker Payudara di DIY Tertinggi di Indonesia

Sekitar 60 persen pasien kanker datang ke rumah sakit dalam keadaan lanjut.

Rep: Neni Ridarineni / Red: Ratna Puspita
Ketua Umum YKI DIY GKR Hemas pada acara Puncak Peringatan HUT Yayasan Kanker Indonesia ke-41 di Aula kantor YKI Cabang DIY, Sabtu (12/5).
Foto: Republika/Neni Ridarineni
Ketua Umum YKI DIY GKR Hemas pada acara Puncak Peringatan HUT Yayasan Kanker Indonesia ke-41 di Aula kantor YKI Cabang DIY, Sabtu (12/5).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --Hasil berbagai riset di Indonesia menunjukkan prevalensi kanker payudara di DIY tertinggi di Indonesia, yakni 4,1 per mil. Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang DIY pun meminta Pemerintah Provinsi DIY untuk memberikan perhatian lebih.

“Kepada Pak Sulis (Asisten Kesra Setda DIY Sulistyo yang hadir mewakili Gubernur DIY), mohon ini disampaikan kepada pemerintah DIY untuk diperhatikan. Karena prevalensi kanker payudara di DIY jauh lebih tinggi dari prevalensi nasional yang hanya 1,4 per mil,” kata Ketua Umum YKI DIY GKR Hemas saat menyampaikan sambutan pada acara Puncak Peringatan HUT Yayasan Kanker Indonesia ke-41 di Aula kantor YKI Cabang DIY, Sabtu (12/5).

Ada tiga jenis kanker yang terbanyak terdapat pada perempuan, yakni kanker payudara, kanker kolorektal, dan kanker leher rahim. Sementara, tiga jenis kanker terbanyak pada pria, yaitu kanker paru, kanker prostat, dan kanker kolorektal.

GKR Hemas mengungkapkan sekitar 60 persen pasien kanker datang ke rumah sakit dalam keadaan lanjut. Dengan demikian, penanganan akan lebih menyulitkan. 

GKR Hemas mengatakan kondisi ini terjadi karena ketidaktahuan tentang arti pentingnya pengobatan medis. Dia mengatakan, masyarakat kerap takut atau masih adanya mitos. Selain itu, saat ini marak dengan informasi di media tentang pengobatan non-medis.

Dari sejumlah survei terhadap pasien kanker tentang alasan tidak melakukan pemeriksaan dini, mayoritas karena takut bakal terdeteksi kanker, tidak tahu cara penanganan, dan tidak tahu ada obatnya. Padahal pada sejumlah kanker pada perempuan, angka kematian bisa diturunkan karena dapat dilakukan deteksi dini.

Karena itu, kata GKR Hemas mengatakan, perempuan perlu memahami dengan benar tentang deteksi dini kanker. Oleh karena itu YKI terpanggil meningkatkan upaya promotif, preventif, dan suportif.

Penyuluhan dilakukan di sekolah terkait tentang makanan yang mengandung bahan makanan yang secara benar. GKR Hemas pun meminta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, Dinas Kesehatan DIY, dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta untuk menjaga keamanan makanan di sekolah.

“(Caranya) dengan melakukan pembinaan kepada kantin sekolah dan lingkungan sekolah,” kata dia. 

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Kesra Setda DIY Sulistyo mengatakan jumlah kejadian kanker di dunia terus meningkat . Bahkan, saat ini setidaknya 8,2 juta orang meninggal setiap tahunnya di seluruh dunia.

Dia mengatakan ada kekhawatiran pada 2030 dipredksi akan ada 12 juta kematian akibat kanker per tahun. Penanganan kanker itu akan menghabiskan biaya hingga 458 juta dolar AS.

Peningkatan prevalensi kanker di dunia dipengaruhi faktor yang beragam. Faktor internal penyebab kanker seperti imunitas rendah dan genetik.

Ada pula faktor eksternal penyebab kanker. Yakni, perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, pola makan tidak seimbang, obesitas, jarang beraktivitas fisik, konsumsi alkohol, serta infeksi yang banyak terjadi di negara berkembang.

“Sebetulnya kanker dapat dicegah secara dini. Lebih dari sepertiga jenis kanker dapat dicegah dengan menerapkan kebiasaan hidup sehat,” kata dia.

Untuk itu, dia mengatakan, informasi tentang pentingnya hidup sehat dan menghindari faktor-faktor risiko penyebab kanker perlu disampaikan ke masyarakat. Dia juga berharap masyarakat dapat mengubah kebiasaan hdup dengan pola hidup sehat.

Selain itu, masyarakat dapat memberikan dukungan fisik dan mental terhadap penderita kanker untuk mendukung ketahanan hidup pasien. Masyarakat juga dapat mendorong pengembangan perilaku sehat di sekolah, tempat kerja, dan lingkungan.  

Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan hasil dari seluruh penjualan tiket Konser Amal Prof Adi Utarini Rp 322.750.180, yang akan digunakan untuk pembangunan rumah singgah bagi pasien kanker. 

Pada HUT YKI ke-41 yang mengambil tema “Meningkatkan Kewaspadaan terhadap Kanker dengan Deteksi Dini dan Pola Hidup Sehat” dilakukan pemotongan tumpeng oleh GKR Hemas yang diserahkan kepada dua penderita kanker yang tinggal di rumah singgah YKI Cabang DIY. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan tarian dan musik dari donatur tetap YKI Cabang DIY Ratu Tria. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement