REPUBLIKA.CO.ID, PASURUAN -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan jalan tol ruas Gempol-Probolinggo seksi 3 tersambung pada akhir 2018. "Targetnya seperti itu, tersambung, baik secara operasi maupun fungsional," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna di Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (12/5).
Ia menjelaskan, ruas Tol Gempol-Probolinggo dibangun oleh dua Badan Usaha Jalan Tol. Perinciannya, PT Jasa Marga Gempol Pasuruan sepanjang 34,15 kilometer (km) dan PT Trans Jawa Paspro Jalan Tol sepanjang 45 km.
Herry menjelaskan, dua ruas itu dan ditambah ruas terakhir Probolinggo-Banyuwangi (172 km) adalah bagian dari Tol Trans Jawa. Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo pada beberapa kesempatan menargetkan ruas tersebut harus selesai akhir 2019.
Herry melanjutkan, khusus untuk pemanfaatan pada jalur mudik dan balik Lebaran 2018, masyarakat Jawa Timur juga mendapatkan tambahan jalur fungsional operasional tanpa tarif ruas Rembang-Pasuruan sepanjang 6,6 km. "Termasuk juga, fungsional Pandaan-Malang," kata Herry.
Khusus untuk jalur mudik 2018 di ruas Gempol-Pasuruan, kata Herry, ruas yang bisa dipakai adalah mulai dari Simpang Susun Gempol hingga Gerbang Tol Pasuruan sepanjang 20,5 km. Ruas sepanjang itu terdiri dari seksi 1 (13,9 km) sudah bertarif dan seksi 2 (6,6 km) tanpa tarif.
Dengan demikian, kata Herry, untuk ruas Gempol-Pasuruan ini masih menyisakan seksi 3 sepanjang 13,65 dari Pasuruan hingga Grati. "Progres lahan sudah hampir 90 persen dan proses kontruksi sedang berjalan," katanya.
Pasuruan-Probolinggo
Khusus ruas Pasuruan Probolinggo (Paspro) Herry menyebutkan, tol dengan investasi Rp3,55 triliun ini, sampai awal Mei kemajuan konstruksinya sudah 70,96 persen dan lahan 94 persen. Karena itu, dia mengatakan, Kementerian PUPR menargetkan untuk seksi 1, 2 dan 3 operasi pada Oktober tahun ini dan seksi 4 Desember 2019.
Tol Paspro terdiri empat seksi, yakni 1: Grati - Tongas (13,5 km), seksi 2: Tongas-Muneng (6,9 km), seksi 3: Muneng-Clarak (10,9km), dan seksi 4: Clarak-Sebaung (13,7 km). "Pada tiga seksi Paspro kemajuan konstruksi dan lahan bervariasi, sedangkan untuk seksi 4, masih nol persen," kata Herry.