Jumat 11 May 2018 23:20 WIB

Pemkot Bandar Lampung Gelar Pasar Murah di Bawah HET

Komoditas yang akan disubsidi oleh Pemkot yakni beras, minyak goreng, dan gula pasir.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andi Nur Aminah
Kegiatan Bazar Murah PKPU di Cilandak, Ahad (21/7)
Foto: dok pri
Kegiatan Bazar Murah PKPU di Cilandak, Ahad (21/7)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung akan menggelar pasar murah menjelang dan pertengahan bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran Idul Fitri. Harga barang yang ditawarkan akan dijual dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET). Komoditas yang akan mendapat subsidi harga pemkot yakni beras, minyak goreng, dan gula.

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Bandar Lampung Pola Pardede mengatakan, pasar murah akan digelar menjelang dan selama Ramadhan 1439 H. "Kami berharap produsen bahan pokok turut berpartisipasi menjual bahan pokok dengan harga semurah mungkin," katanya, Jumat (11/5).

Ia mengatakan produsen yang akan berkontribusi seperti Sinar Laut dan Bumi Waras yang memproduksi minyak goreng, terigu, dan lainnya dapat menjual produknya di pasar murah yang digelar pemkot untuk rakyat. "Kami harap harganya di bawah normal di bawah HET," ujarnya.

Menurut dia, dalam pasar murah yang digelar selama Ramadhan tersebut, pemkot akan mensubsidi beberapa komoditas bahan pokok. Seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya sebesar Rp 2.000. Sehingga harga bahan pokok bisa seragam dengan subsidi pemerintah dan produsen.

Ia berharap harga minyak goreng dan gula pasir per liternya dapat dijual di pasar murah dengan harga sama Rp 10 ribu atau di bawah HET. Harga seragam tersebut pernah dilakukan Bulog ketika menjual gula dan minyak goreng.

Pemantauan Republika.co.id di Pasar Pasir Gintung dan Pasar Induk Tamin, harga komoditas rumah tangga sepekan menjelang Ramadhan, mulai bergerak naik. Kenaikan bahan pokok terjadi pada komoditas seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan terigu. Kenaikan tertinggi terjadi pada terigu dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 10 ribu per kg. Sedangkan harga beras terjadi kenaikan berkisar Rp 200 hingga Rp 500 per kg.

Masnan, pedagang bahan pokok menyatakan, kenaikan harga menjelang bulan puasa dikarenakan permintaan meningkat sedangkan stok yang tersedia tetap. "Kalau permintaan tinggi, harga jelas naik," katanya.

Sedangkan para ibu rumah tangga mulai mengeluhkan harga-harga bahan pokok dapur mulai naik seperti beras, telur ayam, dan terigu. "Harga terigu terasa naiknya tinggi dari sebelumnya, sedangkan beras masih sedikit naiknya," kata Lina, ibu rumah tangga di Bandar Lampung. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement