Jumat 11 May 2018 16:49 WIB

Jokowi: Namanya Politik Itu Banyak Jahatnya

Jokowi menyebut media sosial sering menjadi tempat saling berujar kebencian.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Pertemuan Ulama Trilateral. Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla menyalami peserta pembukaan Pertemuan Ulama Trilateral Afghanistan - Indonesia - Pakistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5).
Foto: Republika/ Wihdan
Pertemuan Ulama Trilateral. Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla menyalami peserta pembukaan Pertemuan Ulama Trilateral Afghanistan - Indonesia - Pakistan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat (11/5).

REPUBLIKA.CO.ID, CILEGON -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut di dunia politik banyak sekali hal yang jahat. Ia mencontohkan hal yang dinilainya jahat melalui media sosial.

Di media sosial, ia menilai tak sedikit masyarakat yang saling mencela dan menjelekkan. Bahkan, kata Jokowi, media sosial menjadi tempat saling menyampaikan ujaran kebencian.

"Dan kadang yang namanya politik itu banyak jahatnya," ujar Jokowi saat memberikan sambutan pada acara peringatan hari lahir Al-Khairiyah Citangkil, Cilegon, Banten, Jumat (11/5).

Baca Juga: Saat PDIP Matangkan Cawapres Jokowi

Seharusnya, kata Jokowi, masyarakat memperkuat rasa persaudaraan antarsesama serta berpikir positif dan berprasangka baik. Lebih lanjut, Presiden juga mengingatkan agar masyarakat tak terpecah belah akibat pesta demokrasi yang akan berlangsung, baik pilkada serentak 2018 maupun pilpres 2019.

"Beda pilihan silakan, ini adalah pesta demokrasi. Tapi jangan sampai karena beda pilihan, jangan sampai kita retak, tidak saling sapa antartetangga. Rugi besar. Biaya sosialnya terlalu besar," katanya.

Jokowi meminta masyarakat dapat memilih pemimpin yang terpercaya. Setelah pemilihan berlangsung, ia pun berharap masyarakat tetap menjaga kerukunan.

"Pilihlah pemimpin yang dianggap paling baik, setelah itu rukun kembali. Jangan sampai dibawa ke mana-mana. Bertahun-tahun gak saling sapa, rugi besar kita," katanya menambahkan.

Presiden Jokowi sebelumnya pernah mengaku terus-menerus menjadi korban fitnah. Salah satunya adalah tuduhan kepada dirinya sebagai anggota PKI.

Saat menghadiri silaturahim dengan Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jokowi pun menceritakan berbagai fitnah yang dialamatkan kepadanya. "Fitnah di media sosial sudah mungkin lebih dari empat tahun ini menuduh Presiden Jokowi itu PKI coba,” kata dia dalam sambutannya, Rabu (25/4).

Jokowi mengatakan, dia lahir pada 1961 atau empat tahun setelah PKI dibubarkan. Artinya, Jokowi masih berusia 3,5 tahun hingga empat tahun. “Masa ada PKI balita? Logikanya enggak masuk," kata Jokowi yang diikuti riuh tawa para hadirin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement