REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi 12 Mei 1998 yang menelan korban empat orang mahasiswa Trisakti sudah berlangsung 20 tahun pada tahun ini. Namun, hingga saat ini pemerintah belum menuntaskan pengungkapan kasus tersebut.
Mantan presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti Andre Rosiade mengingatkan, pemerintah harus segera menuntaskan kasus itu. Apalagi, ini menjadi salah satu janji Jokowi Widodo (Jokowi) saat kampanye pilpres 2014 lalu.
"Sejauh mana penyelesaian kasus tersebut, sudah empat tahun Presiden berjanji kok kasus ini tanda-tanda penyelesaiannya belum jelas," kata Andre yang juga politikus Partai Gerindra tersebut kepada Republika.co.id, Jumat (11/5).
Jokowi pada Mei 2014 lalu memang pernah menyatakan keinginannya menuntaskan kasus Trisakti jika menjadi presiden. "Ya mestinya semua dituntaskan. Artinya, di selesaikan dong semuanya," ujar Jokowi di Tugu Kunstkring, Menteng, Jakarta Pusat, saat itu.
Menurut Andre, sudah empat tahun janji disampaikan namun tidak ada upaya dari Presiden Jokowi menyelesaikan kasus tersebut. "Tahun depan Jokowi sudah satu periode. Kami seluruh stakeholder civitas akademika Trisakti mempertanyakan dan menuntut bagaimana penyelesaian kasus Trisakti," kata Andre.
Sebelumnya, Jaksa Agung H M Prasetyo menyatakan mengaku bahwa kasus tersebut merupakan kasus lama yang sudah sering dirapatkan dan dibahas. “Sebetulnya sudah mendekati final, hanya masalahnya kembali tentunya kita melihat dinamika yang ada," kata Prasetyo.
Prasetyo mengaku sulit dalam mengungkap kasus pelanggaran HAM berat tersebut, karena kejadiannya sudah lama. Sehingga kesusahan dalam mencari fakta dan saksi-saksinya.