REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Warga di lereng Gunung Merapi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta panik dan berhamburan keluar rumah saat terjadi letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Warga mengaku masih trauma dengan erupsi besar pada 2010.
"Masyarakat masih trauma dengan peristiwa erupsi besar pada 2010, sehingga saat terjadi erupsi freatik sempat terjadi kepanikan," kata salah satu warga Pakem, Sleman Seno.
Menurut dia, saat kejadian sudah banyak masyartakat yang beraktivitas, ada yang sudah ke sawah atau ladang. "Semula warga mengira suara gemuruh karena ada konvoi motor gede (moge) yang hendak ke Kaliurang, tetapi setelah melihat asap letusan dari puncak Merapi mereka langsung sadar kalau suara gemuruh dari letusan Merapi," katanya.
Ia mengatakan, melihat hal tersebut warga panik dan langsung bergegas pulang dan bersiap mengungsi. "Sudah ada beberapa truk pengangkut pengungsi yang disiapkan, ada beberapa orang yang juga menyiapkan tempat barak pengungsian," katanya.
Ia mengatakan, pascaletusan tersebut anak-anak siswa sekolah juga dipulangkan lebih awal dan tidak dilanjutkan kegiatan belajar mengajar. "Hujan abu juga cukup tebal sehingga tidak sedikit warga yang masih trauma dengan erupsi besar 2010," katanya.