Jumat 11 May 2018 08:01 WIB

Petani Masih Rawan Jadi Sasaran Politik Uang

Petani perlu diberikan pemahaman tentang demokrasi yang bersih

Rep: bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Petani anggota kelompok tani Sumber Lumayan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengikuti Sosialisasi Pilgub yang dikemas dalam Temu Petani bersama KPU Kabupatrn Semarang. KPU Kabupaten Semarang menyebut, petani merupakan kelompok masyarakat yang masih rentan jadi sasaran politik  uang.
Foto: Republika/Binti Sholikah
Petani anggota kelompok tani Sumber Lumayan, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengikuti Sosialisasi Pilgub yang dikemas dalam Temu Petani bersama KPU Kabupatrn Semarang. KPU Kabupaten Semarang menyebut, petani merupakan kelompok masyarakat yang masih rentan jadi sasaran politik uang.

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN -- Petani masih menjadi kelompok yang memiliki kerentanan terhadap praktik politik uang. Ketua KPU Kabupaten Semarang, Guntur Suhawan menilai pemahaman mengenai cara-cara berdemokrasi yang cerdas dan bersih sangatlah penting untuk para petani. Oleh karena itu, KPU terus mengupayakan sosialisasi pilgub ini di kalangan petani.

 

"Yang terbaru KPU kabupaten Semarang menggelarnya di persawahan milik Kelompok Tani Sumber Lumayan, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Rabu (9/5)." katanya, Kamis (10/5).

Guntur mengatakan, sosialisasi pilgub Jawa Tengah harus diperkuat dengan menyasar komunitas petani. Dalam sosialisasi ini ia juga mengajak para petani untuk menolak politik uang. Paling tidak bisa menghindari praktik politik uang berupa ajakan memilih dengan kompensasi imbalan uang atau barang yang dilakukan oleh pasangan calon maupun tim pemenangan para pasangan calon.

"Ini penting kami ingatkan, karena petani rentan terhadap gores- goresan seperti itu. Maka KPU terus memberikan pemahaman tentang pemilihan umum yang bersih dari politik uang," tegasnya

Guntur juga menegaskan, tak kurang dari 10 persen warga Kabupaten Semarang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilgub Jawa Tengah 2018 merupakan kelompok petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement