Kamis 10 May 2018 15:24 WIB

'Kurang Etis Partai Paksakan Kader Jadi Cawapres Jokowi'

Meski tidak getol, Benny mengatakan bukan berarti Hanura tidak punya figur mumpuni

Rep: Febrian Fachri/ Red: Bilal Ramadhan
Presiden Joko Widodo
Foto: Republika/Wihdan
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Wakil Ketua Umum Partai Hanura Benny Pasaribu mengatakan pada forum Rakernas partainya yang berakhir hari ini, Rabu (9/5) di Pekanbaru, Riau, mereka hanya menentukan kriteria untuk cawapres pendamping Joko Widodo di Pilpres 2019. Kriterianya itu kata Benny adalah figur yang punya chemistry dengan Jokowi.

Selain itu figur cawapres juga harus memberikan nilai tambah kinerja Jokowi serta mampu mengumpulkan massa pemilih yang lebih banyak. Benny menyebut Hanura tidak akan memaksakan Jokowi agar memilih cawapres dari kader mereka.

Bagi Hanura partai pendukung tidak etis memaksakan kadernya untuk menjadi cawapres. "Parpol pendukung tak boleh paksakan cawapres Kurang etis," kata Benny.

Politikus asal Sumatera Utara itu mengatakan sikap Hanura yang tak terlalu getol menyodorkan nama cawapres kepada Jokowi seperti partai lain. Bukan berarti mereka tidak punya figur yang mumpuni menjadi cawapres.

Benny percaya kalau partai yang kini dipimpin Oesman Sapta Odang itu punya banyak kader yang pantas menjadi cawapres Jokowi. Ia mencontohkan Hanura punya Wiranto, OSO dan Moeldoko.

Kemudian kata Benny Hanura konsisten untuk menyerahkan kewenangan penentuan cawapres kepada Jokowi. Lagi pula menurut dia terlalu dini untuk menentukan cawapres karena masih banyak waktu bagi Jokowi dan pimpinan parpol pendukung untuk mengerucutkan pilihan yang tepat.

"Waktu masih panjang.Kalau ingin membangun bangsa yang besar serahkan pada pilihan pada presiden (Jokowi," ujar Benny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement