REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah bertemu dengan mantan Menko Maritim Rizal Ramli, Ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR) RI Zulkifli Hasan berencana bertemu dengan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo, pada Selasa (8/5) hari ini. Pertemuan akan dilakukan di Ruang Kerja Ketua MPR RI Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta.
“Saya akan mengundang Bapak Gatot Nurmantyo, besok (Selasa, 8/5), sekitar jam 10.30 di sini,” kata Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/5).
Seperti pada pertemuan dengan Rizal Ramli, Zulkifli mengatakan, dia akan menerima Gatot untuk mendengarkan masukan dan gagasan-gagasannya. “Kita akan mendengar apa saja pikiran-pikirannya,” kata dia.
Selain Rizal dan Gatot Nurmantyo, Zulkifli juga akan mengundang tokoh lainnya seperti Tuan Guru Bajang, Agus Harimurti Yudhoyono, Muhaimin Iskandar. Bahkan, Zulkifli berencana mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Zulkifli menerangkan tujuan dari pertemuan-pertemuan itu adalah agar pemilihan umum nanti berlangsung dengan damai. Dia ingin Pemilu 2019 berlangsung dengan tanpa ada masalah.
“Saya mengajak tamu yang datang untuk menyuarakan saling menghormati, saling menghargai Merah Putih. Untuk mengajak pemilu damai,” kata dia.
Gatot Nurmantyo (Republika/Prayogi)
Zulkifli berharap penyelenggaraan pesta demokrasi tidak merusak Merah Putih. Walaupun pilihan dan kandidat berbeda, pemilu merupakan hal biasa, yakni agenda politik setiap lima tahun.
“Sekali lagi jangan sampai kita terbelah gara-gara proses demokrasi yang sangat biasa,” ujarnya.
Pada Kamis (3/5), Ketua MPR RI telah bertemu dengan Rizal Ramli. Pertemuan itu untuk mendengarkan masukan pikiran dari para tokoh. Dalam pertemuan, Rizal Ramli menyampaikan pikiran tentang bagi hasil pada daerah penghasil migas, sawit, dan lainnya.
“Ini kan bagus. Yang punya sawit, ada bagi hasil, begitu juga dengan yang punya tambang, ikan, dan lainnya. Jadi, ada bagi hasil sehingga ada keadilan. Ini pikiran-pikiran yang bagus,” kata dia.
Selain itu, Rizal Ramli juga menggagas perubahan dalam DAU dan dana alokasi khusus. Zulkifli menerangkan, perubahan tersebut seperti tidak hanya melihat jumlah penduduk dan luas daratan, tetapi juga menghitung luas lautan sehingga Maluku tidak tertinggal dengan provinsi lainnya.
“Gagasan-gagasan itulah yang seharusnya diadu, bukan malah saling adu nuding muka. Ini kan tidak benar jadinya,” ujar Zulkifli.
Dia mengatakan masyarakat perlu mendengar gagasan-gagasan tersebut pada Pemilu 2019. Untuk itu, dia menambahkan, masyarakat harus memperkuat persatuan, kebersamaan, serta saling menghormati dan menghargai.