Senin 07 May 2018 21:41 WIB

JK Minta Cina Kembangkan Alih Teknologi di Indonesia

JK melihat prospek kerja sama Indonesia-Cina menjanjikan

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sebelum memimpin rapat terbatas tentang pengelolaan dana haji di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4).
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) sebelum memimpin rapat terbatas tentang pengelolaan dana haji di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Jusuf Kalla (JK) mengatakan, Indonesia dan Cina memiliki kerja sama yang menjanjikan di bidang ekonomi digital. Hal ini ditandai dengan adanya sejumlah investasi Cina di perusahaan start up Indonesia.

Selain peningkatan investasi, JK meminta agar investor Cina berkontribusi dalam pengembangan piranti lunak, piranti keras, dan sumber daya manusia. Dengan demikian, pada akhirnya investasi tersebut dapat menciptakan alih teknologi di dalam negeri.

"Di bidang ekonomi digital selain peningkatan investasi juga diharapkan kontribusi Tiongkok bagi peningkatan investasi industri yaitu pengembangan piranti lunak, keras, dan sumber daya manusia," kata JK dalam Indonesia-China Business Summit di Hotel Shangrila, Senin (7/5).

JK mencatat, sejumlah investasi Cina di perusahaan start up Indonesia antara lain Tencent yang berinvestasi di GoJek senilai 1,2 miliar dolar AS pada 2017. Selain itu, e-commerce terbesar Cina yakni Alibaba juga telah berinvestasi di Tokopedia senilai 1,1 miliar dolar AS, dan konsorsium JD.com berinvestasi di Traveloka sebesar 350 juta dolar AS. Melalui investasi tersebut, Jusuf Kalla optimistis prospek kerja sama Indonesia dan Cina sangat menjanjikan.

"Saya lihat prospek kerja sama Indonesia-Tiongkok menjanjikan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas," ujar JK. JK berharap, usai pertemuan ini akan ada upaya menindaklanjuti dan menerjemahkan komitmen kerja sama proyek yang saling menguntungkan.

Indonesia-China Business Summit dihadiri oleh 600 undangan, di mana 300 diantaranya merupakan pengusaha nasional. Pertemuan ini juga dihadiri oleh beberapa menteri kabinet kerja.

Di antaranya Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Selain itu, tampak hadir juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement