Poin keempat, mendorong negara-negara Muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk mempromosikan paradigma Islam wasathiyah melalui suatu badan yang akan dibentuk bersama. Promosi tersebut dalam rangka membangun ummatan wasatan, yaitu sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan moralitas.
Ulama dari Bosnia, Musthofa Ceric, mengatakan, dia mendukung pesan yang disepakati kemarin. "Saya mendukung Pesan Bogor ini dan saya ingin meminta Anda untuk menerima rancangan ini secara konsensus. Pesan ini sangat singkat dan to the point," ujar Musthofa dalam sesi terakhir kegiatan KTT di Hotel Novotel, Bogor, Kamis (3/5).
Menurut dia, berdasarkan pengalamannya selama ini, saat kegiatan pertemuan selesai digelar para peserta pasti akan lupa. Namun, kata dia, Bogor Message ini sangat singkat sehingga akan mudah untuk dingat.
Hal senada juga disampaikan ulama dari Amerika Serikat, Muzammil Assidiqi. Ketua Dewan Fikih Amerika Utara yang bermarkas di Indiana ini mengatakan bahwa ke depannya perlu ada tindak lanjut dari prinsip nilai yang terdapat di dalam Bogor Message. "Saya juga menyepakati apa yang sudah tertulis dan saya juga mendukung draf Bogor Message," ucapnya.
Dia menuturkan, saat ini banyak konflik yang terjadi di negara-negara Muslim sehingga ke depannya harus dibentuk organisasi bersama untuk menyelesaikan berbagai konflik keagamaan. "Memang sebaiknya kita harus membuat komite untuk menyelesaikan. Ini perintah dari Allah SWT. Ketika ada dua orang beriman berperang, harus ada rekonsiliasi," katanya.
Di forum yang sama, Asisten Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia Abdul Rahman bin Abdullah al-Zaid juga menyampaikan apresiasi terhadap Bogor Message. Namun, menurut dia, pesan dari Bogor ini ke depannya tidak hanya disampaikan pada kalangan Muslim, tapi juga non-Muslim.
"Bogor Message sangat bagus, komprehensif, dan to the point. Tapi, yang terpenting adalah di akhir pertemuan ini agar pesan ini jangan hanya buat umat Islam. Tapi, juga perlu dijelaskan kepada non-Muslim dan negara non-Muslim untuk menunjukkan citra umat Islam," kata dia. (Pengolah: fitriyan zamzami).