REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan, jika pemilihan presiden (pilpres) digelar sekarang maka Joko Widodo (Jokowi) akan menang telak atas pesaingnya, Prabowo Subianto. Hasil dari survei yang dilakukan pada 25 sampai 31 Maret lalu itu menunjukkan tingkat keterpilihan Jokowi mencapai 60,6 persen dibandingkan Prabowo yang hanya 29 persen.
Berdasarkan siaran pers survei Indikator yang dirilis pada Kamis (3/5) hari ini, Direktur Eksekutif Indikator Burhanuddin Muhtadi menyatakan head-to-head antara kedua kandidat tersebut yang paling kuat. Namun, selisih keterpilihan Jokowi dan Prabowo sangat jauh.
Ia menyebutkan jarak Prabowo dengan Jokowi ada sekitar 31 persen. “Meski demikian, masih ada waktu setahun ke depan bagi Prabowo mengejar ketertinggalan," kata dia.
Hasil survei Indikator juga memperlihatkan keunggulan Jokowi andai pilpres diikuti oleh tiga calon. Indikator membuat simulasi andai Jokowi bersaing dengan Prabowo dan mantan panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Dengan simulasi itu, Jokowi akan menang dengan tingkat keterpilihan 59,3 persen. Prabowo di urutan kedua dengan 27,3 persen dan Gatot 3,6 persen.
Simulasi lain yang dilakukan oleh Indikator adalah Jokowi bersaing dengan Prabowo dan Anies. Hasilnya, Jokowi pun masih di posisi teratas dengan 58,9 persen, sedangkan Prabowo 26,6 persen dan Anies 4,5 persen.
Survei dilakukan Indikator Politik Indonesia kepada masyarakat Indonesia yang sudah punya hak pilih, yakni sudah berumur 17 tahun atau lebih. Populasi itu dipilih dengan sampel acak bertingkat.
Jumlah sampel yang digunakan pada survei itu adalah 1.200 responden. Margin error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.