REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan ada banyak pelanggaran yang dilakukan oleh Forum Untukmu Indonesia dalam menyelenggarakan acara di Monumen Nasional (Monas), Sabtu (28/4). Ia mengatakan mereka masuk dalam daftar hitam (blacklist).
"Sudah pasti (diblacklist). Kita tidak akan memberikan kesempatan lagi kepada mereka," kata Sandiaga di Jakarta Selatan, Rabu (2/5).
Politikus Partai Gerindra ini mengatakan telah bertemu dengan pihak panitia. Ia sudah mendengar langsung laporan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) dan Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede.
Sebelumnya, Ketua Forum Untukmu Indonesia (FUI) Dave Santosa angkat bicara terkait jatuhnya korban jiwa dalam pelaksanaan pembagian sembako murah di Monas. Dave mengklaim, acara bagi sembako gratis di Monas pada Sabtu (28/4) lalu awalnya bukan bagian dari rencana rangkaian kegiatan.
Ia menganggap telah terjadi miskomunikasi dengan Pemprov DKI terkait hal tersebut. Dave mengatakan, izin yang diajukan ke Pemprov DKI awalnya adalah pasar murah. Namun, di Pergub 186 Tahun 2017 melarang adanya transaksi di Monas.
Atas dasar itu, panitia acara dari FUI memutuskan untuk membagikan secara gratis dari yang awalnya direncanakan bayar sembako murah.
Selain izin pasar murah, panitia juga mengajukan izin untuk bakti sosial dan kerohanian. Satu izin lagi adalah kegiatan kebudayaan.
Kegiatan yang terakhir ini, menurut Dave, dikendalikan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. "Tapi ya sudahlah. Saya sudah resmi meminta maaf ke pemprov atas semua kesalahan atau apapun juga," ujar dia.
Dave mengaku ada 100 ribu lebih kupon sembako gratis yang dibagikan ke warga. Ia mengatakan kupon itu telah dibagi dari jauh hari sebelum acara. Kupon dibagikan ke warga Jabodetabek secara acak.
Terkait pemakaian logo Pemprov DKI, FUI mengakui kesalahan ada dari pihak panitia. Untuk logo pariwisata 'Enjoy Jakarta' Dave menegaskan, sebelumnya sudah ada pembicaraan dengan Pemprov karena ini terkait acara budaya.
Mengenai kedua anak kecil yang menjadi korban, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian. Namun, menurut Dave, panitia telah berkunjung ke rumah korban dan menyatakan belasungkawa.
"Mereka sudah menyatakan ikhlas dan tidak ingin memperpanjang. Di luar mereka korban atau bukan. Biar nanti polisi yang menjelaskan hasil penyelidikan," katan Dave, Selasa (1/2).
Ia membantah, meninggalnya dua anak saat acara di Monas lantaran berdesakan mengantre sembako. Dari hasil evaluasi panitia, Dave mengatakan tak menerima laporan terjadinya desak-desakan atau bahkan ada keributan saat acara.