REPUBLIKA.CO.ID, GORORNTALO -- Pihak berwenang mulai mengevakuasi pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandara Djalaludin, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Selasa (1/5). Manajer Lion Grup Gorontalo, Yasir Hasan, mengatakan, saat ini peralatan sudah tiba untuk mendukung evakuasi, namun masih menunggu alat berat.
"Kami masih terkendala kondisi hujan sejak Senin (30/4) malam, namun kami tetap berupaya melakukan evakuasi," ungkapnya.
Ia berharap seluruh tim bisa bekerja lebih maksimal agar pesawat dapat ditarik keluar dari landas pacu. Hingga saat ini, aktivitas Bandara Djalaludin masih ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan atau hingga pesawat dapat dievakuasi.
Kepala Bandara, Djalaludin Power Sihaloho, mengatakan, penutupan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo diperpanjang setelah sebelumnya ditutup selama 16 jam.
"Kami melaksanakan pemberitahuan dengan meminta ke Air Nav sesuai membaca situasi, dan jika melihat keadaan saat ini masih dalam proses pelaksanaan evakuasi," ujarnya.
Ia menjelaskan sebelum evakuasi, dilakukan pemeriksaan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Penerbangan Lion Air nomor JT 892, lepas landas pada Ahad (30/4) pukul 17.29 WITA dari Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan (UPG) dan mendarat di Bandar Udara Djalaluddin, Gorontalo (GTO) pada 18.35 WITA. Penerbangan menggunakan pesawat Boeing 737-800 registrasi PK-LOO itu mengalami keluar landas pacu sesaat setelah mendarat. Situasi ini terjadi ketika hujan deras.
Roda pendaratan bagian depan pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandar Udara Jalaludin Gorontalo patah akibat kecelakaan tersebut. Sebanyak 174 penumpang dan tujuh orang kru selamat.