REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jendral Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Amirsyah Tambunan mendesak aparat penegak hukum agar mengusut aktor dibalik pembagian sembako di Monumen Nasional (Monas). Sebelumnya Amirsyah mendapat laporan adanya korban jiwa saat acara di Monas berlangsung.
"Kita sangat prihatin di saat negeri ini giat melakukan pembinaan revolusi mental, tapi justru kontra produktif membuat mental masyarakat menjadi mental belas kasihan dengan mengharapkan pembagian sembako," kata Amirsyah melalui keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (1/5).
Amirsyah yang juga menjabat sebagai Sekretaris Jendral Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) menyampaikan, sangat disesalkan acara tersebut memakan korban jiwa. Penyelenggara tidak profesional alis amatiran. Oleh sebab itu meminta aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kasus tersebut dengan memberikan sanksi yang tegas karena diduga lalai.
Sebelumnya diberitakan dua anak warga Pademangan, Jakarta Barat menjadi korban di acara pembagian sembako yang dilaksanakan panitia dari Forum Untuk Indonesia di Monas pada Sabtu (28/4). Dua anak yang menjadi korban dikabarkan meninggal dunia. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno.
"Fakta kejadian telah terjadi dan kami sangat prihatin, adanya dua korban yang mesti kehilangan nyawanya yaitu saudara kita Mahesha Junaedi dan satu lagi, Adinda Rizki. Keduanya warga Pademangan," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (30/4) malam.