Jumat 27 Apr 2018 14:51 WIB

Menteri LHK: Sampah Laut Indonesia Banyak dari Asia Timur

Persentase sampah dari Asia Timur mencapai 20 persen.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat menjadi pembicara kunci pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (Asia Pacific Rainforest Summit - KTT APRS ) ke-3, di Yogyakarta,  Senin (23/4).
Foto: Dok Humas KLHK.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat menjadi pembicara kunci pada pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (Asia Pacific Rainforest Summit - KTT APRS ) ke-3, di Yogyakarta, Senin (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebutkan sampah di laut Indonesia, banyak masuk dari Asia Timur. Berdasarkan penelitian, kata ia, persentasenya mencapai 20 persen.

"Jadi geraknya (sampah) cepat. Lalu 80 persen sampah (di laut) datang dari daratan. Maka jebakan, ranjau, jaring kita kembangkan," ujar Siti di Jakarta, Kamis, (26/4).

Ia menjelaskan, untuk mengatasi sampah khususnya sampah di laut, pemerintah sudah mulai mendorong Pemerintah Daerah (Pemda). "Paling penting kita lihat DKI Jakarta dulu.  Kita akan dorong terus, karena DKI punya banyak pasukan," katanya.

Maka, kata dia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus melakukan perbaikan sambil menunggu regulasi gerakan nasional penanganan sampah keluar. "Jadi memang harus dibereskan dan sedang proses," tegas Siti.

Lebih lanjut ia menjelaskan, sebenarnya penanganan sampah terutama sampah plastik sudah ada dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 97 Tahun 2017. Aturan itu mengatur soal kebijakan strategis penanganan sampah rumah tangga.

 

"Ya karena intinya, paling banyak sampah rumah tangga," kata Siti. Ia menambahkan, setiap orang berpotensi memproduksi sampah hingga ratusan gram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement