Kamis 26 Apr 2018 20:06 WIB

Petinggi PKS Temui Jokowi, Kader: Hadapi dengan Santai Saja

PKS mengakui ada pertemuan antara Ketua Majelis Syuro PKS dan Presiden.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (tengah) didampingi Anggota Fraksi PKS Almuzzamil Yusuf (kiri) saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/12).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman (tengah) didampingi Anggota Fraksi PKS Almuzzamil Yusuf (kiri) saat pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah pertemuan dengan Alumni 212 di Istana Bogor pada akhir pekan lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan telah melakukan pertemuan dengan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Bahkan, Presiden ketujuh RI itu mengaku Isu utama yang dibahas tak lain adalah seputar politik, terutama menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Padahal, PKS sendiri tengah menjajaki koalisi dengan Partai Gerindra untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres). Menanggapi hal itu, politikus PKS, Iskan Qolba Lubis menegaskan bahwa politik itu bercirikan 'dinamis' jadi sangat mungkin terjadi kejutan-kejutan di menit-menit akhir.

Sehingga spekulasi apa pun, termasuk indikasi merapatnya PKS ke koalisi partai pengusung Jokowi juga masih memungkinkan terjadi. "Jadi rumor yang berkembang hadapi dengan santai saja," kelakar Qolba Lubis, saat dihubungi Republika, Kamis (26/4).

Selain itu, menurut Anggota Komisi VIII DPR RI itu, PKS sebagai partai hal yang biasa ditemui oleh tokoh-tokoh nasional. Kemudian, PKS juga lumrah melakukan komunikasi dengan mereka, tak terkecuali dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Namun, Lubis menegaskan, sampai hari ini Majelis Syuro PKS belum menetapkan berkoalisi dengan partai mana dan mengusung pasangan siapa.

Sehingga, lanjut Lubis, pertemuan dengan Jokowi itu belum bisa ditafsirkan sebagai langkah menjajaki koalisi. Apalagi komunikasi tersebut belum terlalu intens dilakuka.

"Belum mengerucut dann biasanya komunikasi nya belum terlalu intens sebagai syarat merucutnya arah koalisi," imbuhnya.

Di samping itu, menurut Lubis, PKS biasanya lebih serius membahas platform perjuangan. Adapun posisi itu, kata dia, lanjutan dari visi dan misi perjuangan dengan koalisi kalau sudah disepakati. Karena bagaimanapun juga, PKS adalah partai yang mengedepankan program sebelum yang lainnya.

Sementara itu, Politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait juga menanggapi pengakuan Presiden Jokowi bertemu dengan PKS membahas pilpres. Menurutnya, walaupun sudah mendapatkan dukungan publik dan elit politik yang besar tapi Jokowi berkomunikasi baik dengan semuanya termasuk dengan PKS sebagai oposisi.

Menrurut Ara, sapaan karib Maruarar Sirait, pertemuan tersebut menandakan bahwa Jokowi merupakan presiden untuk semua partai, tidak hanya bagi PDI Perjuangan dan partai koalisi pemerintahan. Joko Widodo juga merangkul dan mengajak semua kekuatan politik demi kepentingan bangsa dan negara.

"Kita memerlukan presiden seperti Jokowi, yang bisa berkomunikasi dengan yang berbeda pandangan politik," ucap Ara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement