Rabu 25 Apr 2018 21:00 WIB

Cawagub Ini Sebut 40 Persen Warga Jabar Ikut Gerakan Radikal

Cawagub Anton Charliyan menyebut Jabar salah satu daerah yang tinggi radikalismenya.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Bayu Hermawan
Calon wakil gubernur Jawa Barat Anton Charliyan menjawab pertanyaan panelis pada diskusi publik Mimbar Pemimpin Indonesia (MIMPI) bertajuk Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Aula Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (25/4).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Calon wakil gubernur Jawa Barat Anton Charliyan menjawab pertanyaan panelis pada diskusi publik Mimbar Pemimpin Indonesia (MIMPI) bertajuk Ngaruat Kandidat Keur Ngarawat Jawa Barat yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjadjaran (IKA Unpad) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat, di Aula Unpad, Jalan Dipatiukur, Kota Bandung, Rabu (25/4).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 2 Anton Charliyan mengatakan salah satu tantangan di Jawa Barat ialah persoalan ancaman keamanan. Anton menyebutkan Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang tinggi tingkat radikalismenya.

"Jawa barat ini sekarang nomor satu soal ancaman keamanannya. 40 persen warganya sudah terkontaminasi gerakan radikal dan intoleransi," kata Antondalam kegiatan Mimpi (Mimbar Pemimpin Indonesia) yang digelar oleh Ikatan Alumni (Ika) Univesitas Padjadjaran dan KPU Jawa Barat, di Graha Sanusi Unpad, Rabu (25/4).

Anton mengaku sangat prihatin akan hal tersebut. Bahkan ia menyebut 80 persen pelaku bom bunuh diri merupakan warga yang berasal dari Jawa Barat. Hal ini tentu dikatakannya harus dicari solusi ke depannya.

Ia menungkapkan persoalan terorisme ini terjadi berhubungan dengan ideologis. Masyarakat rentan terpengaruh pemahaman radikal akibat tidak kuatnya ideologi yang diyakininya.

"Karena kalau ideologi terorisme menyerang masyarakat akan menghasilkan perilaku radikal. Maka persoalan terorisme saya titik beratkan pada ideologis," ujarnya.

Mantan Kapolda Jawa Barat ini menginginkan penanaman nilai-nilai ideologi Pancasila harus ditingkatkan. Hal ini menjadi upaya penanganan dari sisi pencegahan. Sehingga paham radikal tidak mudah masuk dan mengancam keamanan Jawa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement