Kamis 26 Apr 2018 05:03 WIB

Kisah Lukisan Kaligrafi di Kamar Nyai Roro Kidul

lukiran kaligrafi bergelayut di dinding dan mushaf Alquran bertebaran di atas meja

Lukisan Nyai Roro Kidul di kamar 308 Hotel Samudra Beach, Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Foto: Didin Siradjudin AR
Lukisan Nyai Roro Kidul di kamar 308 Hotel Samudra Beach, Pelabuhan Ratu, Sukabumi.

Oleh: Didin Sirojuddin AR

Lukisan atau ornamen kaligrafi di masjid itu biasa. Tapi lukisan kaligrafi di kamar Nyai Roro Kidul ? ini baru menarik dan luar biasa. Apakah sengaja untuk menantang Nyai? Ataukah untuk nakut-nakutin dan mengusir "ratu  penunggu pantai selatan" itu? Tidak jelas tujuannya.

Tapi itulah yang kami saksikan saat  sengaja menerobos masuk ke da;am kamar 308 Hotel Inna Samudera Beach, Palabuhan Ratu, Sukabumi, terdorong rasa  penasaran di sela-sela MTQ Provinsi Jabar XXXV, Ahad ke-3 April 2018.

Kamar 308,  memang terasa seram. Masuk ke dalamnya bisa menggetarkan jantung, tapi bisa pula meruntuhkan iman. Aroma dupa dan kemenyan yang sengak  berbaur dengan 'serrr' parfum De Cologne dan Du Amour dari Paris. Euleuh ada lagi satu sisir pisang raja belum dibetot siapa-siapa. 

Situasi magis ruangan itu juga karena aksesorisnya lukisan-lukisan Nyai Roro Kidul yang aduhai cantiknya  'maaasyaa Allaaaaah' (seperti kata bang haji Rhoma Irama). Maklum, pelukis Basuki Abdullah yang dituduh kalangan pelukis 'Mooy Indie' suka melukis lebih cantik dari orangnya.

Tapi kebengisan di balik wajah ayunya dapat dilihat misalnya dahulu pada wajah ayu Suzanna dalam film Nyai Blorong atau tampilan imut Alya Rohalli dalam film PRLS (Putri Ratu Laut Selatan).  Yang menambah seram, itu lukisan lecek Kereta Kencana persis di dinding atas kasur Nyai yang berwarna hijau tajam menohok mata dan  terasa menakutkan.

Nah, di tengah semua persembahan dari pengunjung itu banyak lukiran kaligrafi bergelayut di dinding dan beberapa mushaf Alquran bertebaran di meja. Hanya pemberinya yang tahu maksud menitipkan benda-benda tersebut. Ada kaligrafi Allah, Muhammad, Syahadatain, dan "ayat-ayat seribu dinar" Falaq Binnas dan (pasti) Ayat Kursi.  Tidak dapat dipugkiri, ayat kursi selalu dijadikan "tameng" atau pertahanan  sebagaimana ayat-ayat 1000 dinar diyakini mengundang rezeki.

Keyakinan seperti kepada Nyai Roro Kidul, menurut Muchtar Lubis, tidak lepas dari 10 ciri manusia Indonesia,  salah satunya percaya kepada klenik atau  takhayul, perdukunan dan lain sebagainya yang menjadi biang penghambat kemajuan. Di balik itu, tidak dapat dipungkiri bacaan ayat kursi mampu mengusir setan (berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah), berbeda dengan orang Syiah (seperti saya lihat sendiri di Iran) yang meyakini ayat pengusir setan adalah:  

وإن يكاد الذين كفروا.....

Nabi SAW juga menyebut bacaan-bacaan yang lain: YASIN untuk memperkukuh iman, AL-WAQI'AH untuk mendatangkan rezeki, atau AL-MULUK untuk tameng dari siksa kubur.

Saya juga sudah berkali-kali ketiban rezeki setelah mengamalkan:

ومن يتق الله يجعل له مخرجاويرزقه من حيث لا يحتسب ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شئ قدرا. لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم.

 Jadi, bagaimana nih? Nyai Roro Kidul cuma cerita takhayul yang tidak perlu dipercaya. Lebih baik melukis kaligrafi ayat-ayat itu. Bukankah hasilnya lumayan?

*Didin Sirojuddin AR, Pengasuh Pesantren Lembaga Kajian Alquran (L emka).

  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement