REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei dari lembaga Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) memunculkan nama calon presiden (capres) alterntaif Gatot Nurmantyo yang mendapatkan hasil tertinggi dari responden. Berdasarkan data yang diterima Antara di Jakarta, Rabu (25/4), responden diberikan pertanyaan terbuka, siapakah calon presiden (capres) alternatif yang paling tepat jika Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto tidak mencalonkan diri pada pilpres 2019.
Dari hasil tersebut didapat hasil Gatot Nurmantyo (27,4 persen), Rizal Ramli (23,9 persen), Susi Pudjiatuti (9,5 persen), Anies Baswedan (9,4 persen), Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (6,4 persen), Zulkifli Hasan (4,6 persen), Abraham Samad (2,3 persen), Muhaimin Iskandar (2,1 persen), dan Ahmad Heryawan (1,4 persen). Sisa responden menyebut nama lainnya dan belum memutuskan serta menyatakan tidak akan memilih.
Survei didapat dari 1.033 responden di 34 provinsi. Selain itu, survei melalui telepon yang dilakukan pada 13 April-16 April 2018 juga menanyakan tentang penerapan Pancasila dan Trisakti oleh pemerintah saat ini serta pendapat tentang permasalahan ekonomi, hukum, dan toleransi saat ini.
Saat ditanya, dari lima sila Pancasila, "Sila ke berapa yang paling belum mampu dijalankan oleh pemerintahan saat ini?" terbanyak menyebut sila kelima (48,4 persen).
"Tiga alasan teratas sila kelima belum mampu dijalankan pemerintah, menurut responden adalah masih banyak ketidakadilan, ada kesenjangan sosial, dan ekonomi belum merata," kata pendiri Kedai Kopi Hendri Satrio.
Lalu, sila dari Pancasila lain yang dianggap belum mampu dijalankan pemerintah menurut responden adalah sila ketiga (11,7 persen), sila keempat (8,1 persen), sila kedua (6,3 persen), dan terakhir sila pertama (5,6 persen), sisanya menjawab tidak ada. Responden juga menganggap pemerintah belum menjalankan Trisakti.
Trisakti adalah konsep yang dicetuskan Bung Karno dan dijanjikan Jokowi pada kampanye politiknya ketika mencalonkan diri menjadi presiden RI. Konsep-konsep dalam Trisakti adalah berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Pada saat ditanya, 'Menurut Anda apakah pemerintahan saat ini sudah menjalankan Trisakti?' 48 persen menjawab belum, hanya 35 persen yang menjawab sudah, sisanya 17 persen menjawab tidak tahu," kata Hendri menjelaskan.
Responden juga ditanyakan mengenai memilih presiden baru untuk solusi masalah di bidang ekonomi, hukum, dan toleransi. Pada pertanyaan, 'Menurut Anda apa permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini?' responden menyebut banyak permasalahan ekonomi, seperti kenaikan harga (43 persen) sebagai yang teratas, banyak pengangguran (19 persen), kemiskinan (8 persen), kesejahteraan kurang merata (3,1 persen), serta sisanya menyebut sejumlah masalah lainnya.