REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengaku mendapatkan undangan dari para pedagang Blok G Tanah Abang untuk menyosialisasikan rencana relokasi yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI. Ia pun mengundang balik mereka untuk hadir di Balai Kota.
"Saya diundang ke sana, tapi saya undang balik," kata Sandiaga di kawasan Monumen Nasional (Monas), Rabu (25/4). Sandiaga mengaku khawatir kedatangannya ke Tanah Abang tak akan membuat sosialisasi berjalan lancar. Justru terjadi kekisruhan bila ia ke sana.
"Setiap kali saya ke Tanah Abang itu kisruh gitu, jadi nggak bisa ngobrol bener," kata dia.
Politikus Partai Gerindra itu kemudian mengundang 30 orang untuk datang ke Balai Kota. Namun, belum memastikan kapan pertemuan itu akan dilakukan. Saat ini pihaknya sedang berdiskusi dan berkoordinasi dengan perwakilan dari Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Meski belum mengadakan pertemuan, Sandiaga mengaku telah menangkap aspirasi mereka. Pada intinya, para pedagang ingin mendapatkan lebih banyak perhatian dari Pemprov DKI. Mereka juga ingin Pemprov memastikan bahwa tempat relokasi sementara nantinya tidak akan sepi.
"Itu yang lagi kita coba lihat gimana sinerginya agar skybridge yang dibangun bisa menghasilkan traffic untuk pedagang Blok G," ujar dia.
Relokasi pedagang merupakan bagian dari proses revitalisasi Gedung Blok G Pasar Tanah Abang. Bangunan berusia 30 tahun itu akan dirobohkan untuk kemudian dibangun pasar yang di atasnya berdiri 1.500 unit rusunawa.
Pada awalnya, Pemprov DKI berencana membangun lokasi sementara (loksem) di atas lahan di samping Hotel Pharmin, Tanah Abang. Lahan ini merupakan milik seorang pengusaha terkenal bernama Robby Sumampouw.
Bangunan loksem akan dibuat semi permanen dengan bahan gypsum. Proyek yang akan menelan anggaran senilai Rp 2 miliar itu diperkirakan hanya membutuhkan waktu pembangunan selama tiga bulan.
"Ini tiga bulan jadi, pakai baja ringan terus ditempel-tempel pakai gypsum," kata dia.
Bangunan itu rencananya terdiri dari tiga lantai dengan luas 5.000 meter persegi. Secara kapasitas, bangunan ini diperkirakan baru dapat menampung 832 pedagang dari total sekitar 900 pedagang Blok G dan pedagang kaki lima (PKL) yang tak tertampung di Jalan Jatibaru, Tanah Abang.
Sandiaga berharap pembangunan loksem ini akan menandai fase kedua penataan Tanah Abang. Penyediaan loksem akan dilakukan pada kuartal pertama 2018. Proses konstruksi akan dilakukan pada kuartal 2-4. Sementara, pembangunan Blok G akan dimulai 2019.
Namun, hingga lewat kuartal pertama, rencana itu belum dapat diwujudkan. Eksekusi lahan di samping Hotel Pharmin belum berhasil dilakukan. Selain itu, para pedagang juga menyatakan keberatan. Sandiaga sempat mengatakan akan memindahkan para pedagang ke lokasi lahan parkir Blok F.