Rabu 25 Apr 2018 11:25 WIB

Pasien Meninggal Diduga Usai Tenggak Minuman Keras Bertambah

Ada 15 warga Surabaya yang meninggal diduga telah menenggak miras oplosan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Polrestabes Surabaya bersama unsur dan tokoh masyarakat Surabaya melakukan pemusnahan minuman keras di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (25/4). Pemusnahan dipimpin langsung Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan.
Foto: Dadang Kurnia / Republika
Polrestabes Surabaya bersama unsur dan tokoh masyarakat Surabaya melakukan pemusnahan minuman keras di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (25/4). Pemusnahan dipimpin langsung Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pasien meninggal diduga telah menenggak minuman keras oplosan di Surabaya terus bertambah. Berdasarkan data dari RSUD Dr Soetomo dan RSUD Dr Soewandhie, sejak Jumat (20/4) hingga Rabu (25/4) pukul 10.00 WIB, tercatat ada 15 warga Surabaya yang meninggal diduga telah menenggak minuman keras oplosan. Selain itu, 10 warga lainnya masih dirawat intensif di RSUD Dr Soetomo.

Adapun 15 korban meninggal adalah Durasim (60), Wahyudi (52), Samsul (38), Sujadi (53), dan Wawan (16) yang meninggal di rumahnya masing-masing. Selain itu, ada Rio Cresna Putra (21), Soegeng (52), Gregorius Oky (22), Pramuji (51), Ashar (28), Dedik (15), dan Catur Susila Wibawa (55) yang meninggal di RSUD Dr Soetomo. Ada pula Roby (43), Djiman (59), dan Lusi Antoni (42) yang meninggal di RSUD Dr Soewandhie.

Kemudian, 10 korban yang saat ini masih dirawat intensif di RS Dr Soetomo adalah Soelaiman (49), Wimpi Hartono (40), Goenadi (52), Nova Riyanto (34), Wahyu (22), Kiki Aries (33), Susanto (49), Rizal Setyo (19), Peter (28), dan Ali Idris (30).

 

photo
Polrestabes Surabaya bersama unsur dan tokoh masyarakat Surabaya melakukan pemusnahan minuman keras di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (25/4). Pemusnahan dipimpin langsung Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. (Dadang Kurnia / Republika)

Kepala Seksi Pelayanan Medik RSUD Dr Soewandhie, Arif Setiawan, mengatakan, pasien meninggal karena keracunan. "Di dalam tubuhnya ada zat metanol yang diduga berasal dari miras oplosan," kata Arif.

Kepala Humas RSUD Dr Soetomo, Pesta Parulian, mengatakan, pasien yang meninggal di RSUD Dr Soetomo diduga telah menenggak miras oplosan datang dalam kondisi buruk. Karena itu, mereka terlambat mendapatkan perawatan secara intensif.

"Saat datang, kondisinya sangat buruk. Mereka mengalami kegagalan napas dan kegagalan metabolik yang hebat. Diduga itu akibat keracunan miras oplosan," katanya.

Salah seorang dokter yang menangani, dr Poernomo Boedi, mengatakan, pasien-pasien itu datang dengan berbagai kondisi yang berbeda. Ada yang masih belum terlambat penangannya dan ada juga yang kondisinya sudah parah sehingga nyawanya tidak terselamatkan.

 

photo
Polrestabes Surabaya bersama unsur dan tokoh masyarakat Surabaya melakukan pemusnahan minuman keras di Mapolrestabes Surabaya, Rabu (25/4). Pemusnahan dipimpin langsung Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan. (Dadang Kurnia / Republika)

Adapun gejala umum yang sering dirasakan pasien, kata dr Poernomo, adalah sesak napas, pandangan kabur, hingga kejang-kejang. "Pasien juga ditengarai memiliki riwayat meminum miras, yang saya tidak tahu isinya apa. Diduga miras itu racikan sendiri, yang biasanya sih bahannya itu dari metanol. Itu racunnya," kata Poernomo.

Poernomo menjelaskan, orang yang mengonsumsi metanol akan mengalami sesak napas karena adanya gangguan keseimbangan asam dan basa pada tubuhnya. Penanganan yang biasanya dilakukan adalah melakukan cuci darah yang serius untuk mengeluarkan racun dari dalam darahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement