Rabu 25 Apr 2018 03:45 WIB

Transjakarta Tambah 100 Armada Perluas Jangkauan OK Otrip

Meski baru gunakan satu bank, tapi sudah lebih dari 20 ribu kartu terjual

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Bilal Ramadhan
Kendaraan angkutan umum jurusan Lebak Bulus yang menggunakan kartu Ok Otrip terparkir di Kawasan Pondok Labu, Jakarta, Senin (19/2).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaraan angkutan umum jurusan Lebak Bulus yang menggunakan kartu Ok Otrip terparkir di Kawasan Pondok Labu, Jakarta, Senin (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) akan menambah armada sekitar 100 unit angkot untuk bergabung dalam progam One Kecamatan One Trip (OK Otrip). Penambahan 100 unit angkot tersebut akan dilakukan dalam waktu dekat yaitu satu hingga dua minggu mendatang.

"Jadi kami akan mulai (angkot) yang mau dulu, supaya ini ada diperluas jangkauan kita. Sebetulnya layanan OK Otrip ini untuk memperluas jangkauan," kata Budi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (24/4).

Budi menuturkan, tidak ada masalah terkait kartu pembayaran OK Otrip, walaupun masih menggunakan kartu dari satu bank saja. Bahkan, lebih dari 20 ribu kartu yang telah terjual sejak dilakukannya uji coba tarif program OK Otrip pada 15 Januari lalu.

"Sampai hari ini kita masih pakai BNI (Bank Negara Indonesia), tapi sudah ada beberapa bank yang berminat bergabung," kata Budi.

Pihak Transjakarta pun juga terus berkoodinasi dengan Bank Indonesia (BI) terkait rencana untuk menerapkan electronic fare collection (EFC). Sebab, program OK Otrip merupakan langkah awal Pemprov untuk memiliki EFC yang dapat mengintegrasikan antarmoda.

"Karena ini (program OK Otrip) masih uji coba, BI juga memonitor dan kami patuh apa yang dikatakan BI. Sehingga kita akan bisa penuhi apa yang mereka harapkan," ujar Budi.

Dalam menjalin kerja sama dengan bank lain untuk kartu pembayaran OK Otrip, hal tersebut terus dilakukan untuk memperluas jangkauan OK Otrip. Yang penting, prinsipnya tidak boleh memberatkan pelanggan.

"Salah satu kendala yang sedang kita bereskan adalah integrasi sistemnya. Karena (program) ini baru pertama kali di Indonesia, vendor-vendor kita pun menyesuaikan. Ini lah yang salah satu yang kita tanggulangi supaya OK Otrip semakin luas," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement