REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta akan mengusulkan objek wisata Ujung Aspal, yang ada di Desa Pusaka Mulya, Kecamatan Kiarapedes untuk dijadikan pasar digital. Pasalnya, objek wisata tersebut sangat potensial untuk dipublikasikan secara daring.
Kabid Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Purwakarta, Heri Anwar, mengatakan, saat ini di Jabar sudah ada 12 pasar digital. Tahun ini, Purwakarta akan mengusulkan satu objek wisata untuk masuk pada pasar digital yakni, Ujung Aspal.
"Objek wisata Ujung Aspal ini berbasis keindahan alam. Sangat instagramable," ujar Heri, kepada Republika.co.id, Selasa (24/4).
Menurut Heri, pesona Ujung Aspal ini layak untuk dipublikasikan secara daring. Hutan pinus yang masih alami, suasananya yang masih sepi, patut untuk diberi sentuhan supaya objek wisata ini banyak dikunjungi wisatawan.
Ke depan, objek wisata tersebut akan diberi sejumlah sentuhan seperti, dengan disediakannya tempat-tempat warga untuk berjualan serta, dilengkapi dengan fasilitas lainnya. Setelah itu, lokasi yang tadinya sepi pengunjung tersebut akan dibuka untuk umum, supaya banyak yang mengunjungi.
Warga yang berkunjung ke Ujung Aspal akan menjadi agen untuk menyebarkan foto-foto mereka untuk dipublis di sejumlah media sosial. Dengan begitu, objek wisata yang tadinya tidak populer ini, akan mudah dikenal oleh masyarakat luas melalui kehebatan teknologi saat ini.
"Jadi, Ujung Aspal ini akan jadi objek wisata yang populer melalui aplikasi daring," ujar Heri.
Menurut Heri, sampai saat ini ada 45 objek wisata yang ada di Purwakarta. Mayoritas merupakan objek wisata berbasis lingkungan. Selain itu, ada juga objek wisata yang sudah dipadukan dengan kecanggihan teknologi. Salah satunya, objek wisata air mancur menari Taman Sri Baduga Situ Buleud serta Diorama atau museum arsip berbasis digital.
Sri Aryantie (19 tahun) warga Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, mengatakan, Ujung Aspal merupakan salah satu objek wisata yang dinilai masih perawan. Belum banyak warga yang mengetahui adanya hutan pinus di wilayah tersebut.
"Disebut ujung aspal, kata warga sekitar karena jalan beraspalnya berakhir di ujung kampung. Kalau masuk ke hutan pinusnya sudah tak beraspal lagi," ujar Sri, yang sudah berkali-kali datang ke Ujung Aspal.
Keunikan objek wisata ini, karena hutan pinusnya yang sangat hijau serta cuacanya yang dingin. Akan tetapi, objek wisata ini memang masih minim fasilitas umum seperti, warung-warung makanan serta toilet umum.